Anak Cerdas Berbakat (Genius)
Siluetsenja.com, 23/01/2022 11:36 WIB
Kesulitan dalam belajar dapat di sebabkan
karena beberapa faktor.Bisa dari faktor internal (diri anak) dan juga faktor eksternal (dari
luar anak). Faktor internal ini bisa di sebabkan karena anak mempunyai
perbedaan dengan anak yang lainnya dan sering juga di sebut anak dengan
kebutuhan khusus. Dalam hal ini kebutuhan khusus bukan berarti anak mempunyai
kekurangan. Anak Cerdas Istimewa / Berbakat Istimewa juga termasuk anak yang
berkebutuhan khusus atau sering di sebut dengan anak Gifted atau anak Superior.*
Oleh karenanya, penting dikaji bersama untk
diketahui bagi para penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya selako
calon tenaga pendidik.
A.
Pengertian Anak Berbakat
Definisi
menurut USOE (United States Office of Education), anak berbakat adalah anak
yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang
seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik
spesifik dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama
dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan
kemampuan-kemampuannya (Hawadi, 2002).
Keberbakatan
(giftedness) dan keunggulan dalam kinerja mempersyaratkan dimilikinya tiga cluster
ciri-ciri yang saling terkait, yaitu: kemampuan umum atau kecerdasan di atas
rata-rata, kreativitas, dan pengikatan diri terhadap tugas sebagai motivasi
internal cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas, ketiga karakteristik tersebut perlu ditumbuh kembangkan dalam
tiga lingkungan pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keberbakatan
merupakan interaksi antara kemampuan umum dan atau spesifik, tingkat tanggung
jawab terhadap tugas yang tinggi, dan tingkat kreativitas yang tinggi (Renzulli
dalam hawadi, 2002).
Sedangkan
menurut Depdiknas (2003), anak berbakat adalah mereka yang oleh psikolog dan
atau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi
memuaskan dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf
cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan pada tugas yang tergolong
baik.*
B.
Ciri-Ciri Anak Berbakat
Apabila
seorang anak memiliki 18 ciri dari 25 ciri berikut, maka anak tersebut dapat
digolongkan anak berbakat.
1.
Membaca pada usia lebih muda
2.
Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3.
Memiliki perbendaharaan yang luas
4.
Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5.
Mempunyai minat yang luas, juga terhadap
masalah orang dewasa
6.
Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
7.
Menunjukan keaslian dalam ungkapan variable
8.
Memberi jawaban – jawaban yang baik
9.
Dapat memberikan banyak gagasan
- Terbuka
terhadap rangsangan – rangsangan dari lingkungan
- Luwes
dalam berfikir
- Mempunyai
pengamatan yang tajam
- Dapat
berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas
atau bidang yang diminati
- Berpikir
kritis, juga terhadap diri sendiri
- Senang
mencoba hal – hal yang baru
- Mempunyai
daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
- Senang
terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan– pemecahan masalah
- Cepat
menangkap hubungan sebab akibat
- Berperilaku
terarah pada tujuan
- Menpunyai
daya imajinasi yang kuat
- Mempunyai
banyak kegemaran
- Mempunyai
daya ingat yang kuat
- Tidak
cepat kuat dengan pretasinya
- Peka
serta menggunakan firasat
- Menginginkan
kebebasan dalam gerkan dan tindakan*
C.
Klasifikasi Anak Berbakat
Anak yang
mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikanmenjadi tiga
kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984; 29) yaitu;
Superior, Gifted dan Genius.Ketiga kelompok anak tersebut memiliki peringkat
ketinggian intellegnsi yang berbeda.
1.
Genius
Genius ialah
anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu
yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140
sampai 200.Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya
abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif,
suka menganalisis, dan sebagainya.
Di samping
memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya;
cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi
sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri
karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang
lain.
2.
Gifted
Anak ini
disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkatkecerdasannya (IQ)
antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang
sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin
masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian
terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang
akan koleksi.
3.
Superior
Anak superior
tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125sehingga prestasi
belajarnya cukup tinggi.Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut;
dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan
pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari teman temannya. James
H. Bryan and Tanis H. Bryan (1979; 302) mengemukakan bahwa karakteristik anak
berbakat itu (gifted) meliputi; physical, personal, and social characteristics.
Sedangkan
David G.Amstrogn and Tom V.Savage (1983; 327) mengemukakan; “Gifted and
talented students are individuals who arecharacteristized by a blaned of (1)
high intelligence, (2) high task comitment, and (3) high creativity. Secara
umum hampir semua pendapat itu sama, bahwa anak berbakat memiliki kemampuan
yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Hasil studi
lain menemukan bahwa “Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang
berbeda dengan anak-anak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol
dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya,
cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar
fakta, mudah memahami dalil-dalil dan formulaformula, tajam kemampuan
analisisnya, membaca banyak bahan bacaan (gemar membaca), peka terhadap situasi
yang terjadi di sekelilingnya, kritis dan memiliki rasa ingin yang sangat
besar” (Renzuli, 1979, Fahrle dkk.; 1985, Galagher, 1985, Maker; 1982) dalam
Dedi Supriadi (1992; 9).*
D.
Faktor Penyebab
Ada beberapa
faktor penyebab keberbakatan anak, diantaranya:
1.
Faktor Genetik dan Biologis Lainnya
Pendapat bahwa
intelegensi dan kemampuan yang berkualitas adalah diturunkan kurang dapat
diterima di masayarakat yang memandang bahwa semua orang itu sama. Penelitian
dalam genetika perilaku menyatakan bahwa setiap jenis dalam perkembangan
perilaku dipengaruhi secara signifikan melalui gen/keturunan.
Namun demikian
faktor biologis juga tidak dapat diingkari, faktor biologis yang belum bersifat
genetik yang berpengaruh pada intelegensi adalah faktor gizi dan neurologik.
Kekurangan nutrisi dan gangguan neurologik pada masa kecil dapat menyebabkan
keterbelakangan mental.
Studi dari
Terman terhadap orang-orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan keunggulan
fisik seperti: tinggi, berat, daya tarik dan kesehatan, dibandingkan mereka
yang intelegensinya lebih rendah.
Penekanannya adalah, individu tidak mewarisi IQ atau bakat. Yang diwariskan
adalah sekumpulan gen yang bersama dengan oengalaman-pengalaman akan menentukan
kapasitas dari intelegensi dan kemampuan-kemampuan lainnya (Zigler &
Ferber, dalam Hallahan & Kauffman, 1994).
2.
Faktor Lingkungan
Stimulasi, kesempatan,
harapan, tuntutan, dan imbalan akan berpengaruh pada proses belajar seorang
anak. Penelitian tentang individu-individu berbakat yang sukses menunjukkan
masa kecil mereka di dalam keluarga memiliki keadaan sebagai berikut:
a.
Adanya minat pribadi dari orang tua
terhadap bakat anak dan memberikan dorongan Orangtua sebagai panutan
b.
Ada dorongan dari orangtua untuk menjelajah
c.
Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam
berbagai situasi, proses belajar awal lebih bersifat eksplorasi dan bermain
d.
Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor
e.
Ada perilaku-perilaku dan nilai yang
diharapkan berkaitan dengan bakat anak dalam keluarga
f.
Orangtua menjadi pengamat latihan-latihan,
memberi pengarahan biladiperlukan, memberikan pengukuran pada perilaku anak
yang dilakuakn dengan terpuji dan memenuhi standard yang ditetapkan
g.
Orangtua mencarikan instruktur dan guru khusus
bagi anak
h.
Orantua mendorong keikutsertaan anak dalam
berbagai acara positif di mana kemampuan anak dipertunjukkan pada khalayak
ramai
Anak-anak yang
disadari memiliki potensi perlu dikembangkan, perlu memiliki keluarga yang
penuh rangsangan, pengarahan, dorongan, dan imbalan-imbalan untuk kemampuan
mereka.
Penelitian
lain menunjukkan bahwa kelompok budaya atau etnik-etnik tertentu menghasilkan
lebih banyak anak-anak berbakat walaupun tingkat sosial ekonominya berbeda. Hal
ini dikaitkan dengan mobilitas sosial dan nilai yang tinggi pada prestasi di
dalam bidang-bidang tertentu yang ada dalam kelompok budaya dan etnik tertentu
yang menjadi kontribusi dalam keberbakatan.
Jadi
lingkungan memeiliki pengaruh yang banyak terkait bagaimana genetik anak
diekspresikan dalam kesehariannya. Faktor keturunan lebih menentukan rentang di
mana seseorang akan berfungsi, dan faktor lingkungan menentukan apakah individu
akan berfungsi pada pencapaian lebih rendah atau lebih tinggi dari rentang
tersebut.*
E. Upaya
Penanganan Anak Berbakat
1.
Keluarga
Berbagai
penelitian pakar psikologis menemukan bahwa sikapo dan nilai orangtua berkaitan
erat dengan kreativitas anak. Beberapa faktor dalam peran orangtua yang menentukan
adalah sebagai berikut:
a.
Kebebasan
Orangtua
sebaiknya memberikan kebebasan pada anak, tidak otoriter, tidak selalu mau
mengawasi anak, dan tidak terlalu membatasi kegiatan anak. Mereka juga tidak
terlalu cemas mengenai anak mereka
b.
Respek
Orangtua
hendaknya menghormati anak-anak mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan
mereka, dan menghargai keunikan mereka. Dengan sikap seperti ini, anak-anak
akan secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani melakukan
sesuatu yang orisinal
c.
Kedekatan emosional yang sedang
Kreativitas
anak akan terhambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan,
penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi keterikatan emosional yang berlebih juga
tidak menunjang pengembangan kreativitas anak. Anak perlu merasa bahwa ia
diterima dan disayangi tetapi seyogyanya tidak terlalu tergantung kepada
orangtua.
d.
Prestasi, bukan angka
Orangtua harus
menghargai prestasi anak, mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan
menghasilkan karya-karya yang baik. Tetapi tidak terlalu menekankan mereka
untuk mencapai angka atau nilai tinggi, atau peringkat tertinggi
e.
Orangtua aktif dan mandiri
Orangtua
adalah model bagi anak, orangtua yang kreatif merasa aman dan yakin tentang
diri sendiri, tidak memperdulikan status sosial, dan tidak terlalu terpengaruh
oleh tuntutan sosial.
f.
Menghargai kreatifitas
Anak
membutuhkan apresiasi atas segala pencapaian mereka, hal itu akan membuat
mereka merasa apa yang telah mereka kerjakan tidak sia-sia dan sangat berharga.
Sehingga memacu mereka untuk terus berkarya.
2.
Sekolah
Anak berbakat membutuhkan
guru yang tidak sekedar baik, tapi memahami bagaimana cara terbaik dan tepat
untuk menangani anak berbakat. Mandell dan Fiscus (dikutip Sisk, 1987)
melaporkan hasil penelitian bahwa anak berbakat dapat bereaksi dengan
kemarahan, kebencian, atau kesebalan jika guru mereka.
Ward
menyebutkan bahwa anak berbakat memerlukan pendidikan yang berdifferensiasi,
yaitu pendidikan yang sesuai dengan minat dan kemampuan intelektualnya. Melalui
pengembangan kurikulum yang berdifferensiasi, maka keberbakatan akan muncul
dengan sendirinya melalui prestasi dan karya-karya mereka.
3.
Identifikasi Anak Berbakat
Pengertian
kontemporer tentang keberbakatan memang telah demikian berkembang dan
kriterianya sudah lebih multidimensional daripada sekedar intelegensi (umum,
atau “g faktor” menurut Spearman) seperti yang pernah digunakan oleh Terman.IQ
hanya salah satu kriteria keberbakatan.
Dengan
perluasan kriteria ini, persoalan identifikasi anak-anak berbakat menjadi lebih
rumit dan harus menggunakan beragam teknik dan alat ukur, Idealnya semua
kriteria tersebut harus dideteksi dengan menggunakan teknik dan prosedur,
karena menurut berbagai studi tidak semua dari faktor-faktor itu berkorelasi
satu sama lain. Misalnya IQ dan kreativitas.
Keberbakatan
itu bersifat multidimensional, kriterianya tidak hanya intelligensi, melainkan
kreativitas, kepemimpinan, komitmen pada tugas, prestasi akademik, motivasi dan
lain-lain. Renjuli dkk. (1979) dalam Dedi Supriadi (1992; 10). Mengembangkan
skala yang disebut Scales for Rating Behavioral Characteristices of Superor
Students (SRBCSS) yang mencakup sepuluh karakteristik; beilajar,
motivasi,eativitas, kepemimpinan, artistik, musik. drama, komunikasi, komunikai
eksprsif, dan perencanaan.
Penjaringan
terhadap keberbakatan intelektual dalam kelompok populasi tertentu pada umumnya
bertolak dari perkiraan kurang lebih 15 % sampai 25 % populasi sampel yang
secara kasar merupakan identfikasi permulaan dalam menghadapi seleksi yang
lebih cermat.*
A.
Kesimpulan
Anak berbakat
adalah anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam
bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan
atau akademik spesifik dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas
yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan
kemampuan-kemampuannya, karenanya perlu diadakan kerja sama antara keluarga,
sekolah, lingkungan dan berbagai pihak demi pencapaian tumbuh kembang yang baik
bagi anak cerdas berbakat/genius..
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous.2015.
Anak cerdas berbakat, dalam http: //e5kelasterbaik.blogspot.co.id/
2015/01/makalah-anak-cerdas-berbakat-dan.html
Wulandari,Evita.
2015.Anak berbakat, dalam http: ://evitawulandari. wordpress.com
/2013/02/21/about-anak-berbakat/.
Anonymous.
2013.Anak berbakat, dalam http:
http://pengertian-anak-berbakat.blogspot.co.id/2013/06/makalah-pengertian-dan-klasifikasi
anak.html.
0 Response to "Anak Cerdas Berbakat (Genius)"
Post a Comment