Kriteria Kualitas Hadits
Pict By. Alquran Sunnah |
Kritik
Sanad Dan Kritik Matan
( Naqd Al-Rijal Dan Naqd Matnul
Hadits)
Kata naqd : Kritik
Kritik : menghakimi, membanding,
menimbang
Naqd (kritik) dalam bahasa arab :
penelitian, analisis, pengecekan
dan pembedaan (Kitab Tamyiz yang membahas kritik hadits karya Imam Muslim
(w. 261 H) .
Kritik menurut orang
Indonesia berkonotasi pengertian
bersifat tidak lekas percaya, tajam dalam penganalisaan, ada pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya. Kata
kritik bisa diartikan sebagai upaya membedakan antara yang benar
(asli) dan yang salah (palsu).
Kata naqd dikalangan ulama Hadits Menurut Ibnu Arabi Abi
Hatim al-Razi (w. 327 H) adalah upaya
menyeleksi (membedakan ) antara
hadits yang shahih dan dhaif dan menetapkan status perawi –
perawinya dari segi kepercayaan atau
cacat
Ilmu naqd al-Hadits adalah
penetapan status cacat atau ‘adil pada perawi hadits dengan mempergunakan idiom khusus berdasar
bukti-bukti yang mudah diketahui
oleh para ahlinya dan mencermati matan-matan hadits sepanjang shahih sanadnya
untuk mengakui validitas atau menilai lemah
dan upaya menyingkap kemusykilan
pada matan hadits yang shahih serta mengatasi segala kontradiksi antara
matan dengan mengaplikasikan tolak ukur yang detail.
Tujuan Kritik Hadits :
·
Untuk
menguji dan menganalisis secara kritis
apakah fakta sejarah kehaditsan itu dapat dibuktikan termasuk komposisi kalimat
yang terekpos dalam ungkapan matan. Lebih jauh lagi kriktik hadits bergerak
pada level menguji apakah matan
tersebut dapat diterima sebagai sesuatu yang secara historis benar. Pengujian
terhadap teks dan komposisi ungkapan matan amat berhubungan dengan taraf
intelektualitas perawi hadits.
Kritik Hadits terbagi 2
yaitu :
1.
Naqd
zhahiri atau naqd khariji (kritik eksternal) yang menganalisis dengan kritik sanad hadits.
2.
Naqd
bhatiny atau naqd dakhili (kritik internal) dengan obyek material matan
hadist
Langkah
metodologis Kritik Sanad menempuh:
1.
Uji
ketersambungan proses periwayatan hadits dengan mencermati silsilah keguruan
hadits dan proses belajar mengajar (tahammul dan ‘ada) yang ditandai
dengan lambang riwayat (sighat al-tahdits)
2.
Mencari bukti
integrasi keagamaan perawi (‘adalah) yang menjangkau paham akidah dan
sikap politik perawi.
3.
Menguji kadar
ketahanan intelegensi perawi data gangguan ingatan saat memasuki tua, bukti
pemilikan naskah dokumtasi hadits (dhabit)
4.
Ada tidaknya
jaminan keamanan dari gejala syadz
atau dugaan keberadaan illat
dalam sanad hadits.
Tehnik Pengujian kualitas
sanad menempuh instrumen:
·
I’tibar
muttaba’ (menyertakan sanad –sanad lain ) sesuai dengan
perolehan data keberadaan hadits pada
kitab-kitab Hadits (Takhriul Hadits
) : akan menentukan kualitas persambungan sanad
·
Jarh wa ta’dil
siap mengukur ke-dhabit-an dan ke-’adil-an
periwayat sekaligus memastikan kedudukan
periwayatnya sebagai saksi primer atau bukan saksi primer
· Gabungan kualitas persambungan sanad dan kualitas rawi adalah toak ukur shahih tidaknya suatu hadits
0 Response to "Kriteria Kualitas Hadits"
Post a Comment