Kriteria Kualitas Hadits

Siluetsenja.com, 29/01/2022   04:58 pm

Pict By. Alquran Sunnah

Kritik Sanad  Dan  Kritik Matan

( Naqd Al-Rijal  Dan Naqd Matnul Hadits)

Kata  naqd : Kritik

Kritik : menghakimi, membanding, menimbang

Naqd (kritik) dalam bahasa arab : penelitian, analisis,  pengecekan dan  pembedaan (Kitab Tamyiz   yang membahas kritik hadits karya Imam Muslim (w. 261 H) .

Kritik menurut orang Indonesia berkonotasi  pengertian bersifat tidak lekas percaya, tajam dalam penganalisaan, ada pertimbangan  baik buruk terhadap suatu karya. Kata kritik  bisa diartikan  sebagai upaya membedakan antara yang benar (asli) dan yang salah (palsu).

Kata naqd  dikalangan ulama Hadits Menurut Ibnu Arabi Abi Hatim al-Razi (w. 327 H) adalah upaya  menyeleksi  (membedakan ) antara hadits  yang shahih dan  dhaif dan menetapkan status perawi – perawinya  dari segi kepercayaan atau cacat

Ilmu naqd al-Hadits  adalah penetapan status cacat atau ‘adil pada perawi hadits  dengan mempergunakan idiom khusus berdasar bukti-bukti  yang mudah diketahui oleh  para ahlinya dan mencermati  matan-matan hadits sepanjang shahih sanadnya untuk mengakui validitas atau menilai lemah  dan upaya menyingkap kemusykilan  pada matan hadits yang shahih serta mengatasi segala kontradiksi antara matan dengan mengaplikasikan tolak ukur yang detail.

Tujuan Kritik Hadits :

·         Untuk menguji  dan menganalisis secara kritis apakah fakta sejarah kehaditsan itu dapat dibuktikan termasuk komposisi kalimat yang terekpos dalam ungkapan matan. Lebih jauh lagi kriktik hadits  bergerak  pada level menguji  apakah matan tersebut dapat diterima sebagai  sesuatu  yang secara historis benar. Pengujian terhadap teks dan komposisi ungkapan matan amat berhubungan dengan taraf intelektualitas  perawi hadits.

Kritik Hadits terbagi 2 yaitu :

1.            Naqd zhahiri atau naqd khariji (kritik eksternal) yang menganalisis dengan kritik sanad hadits.

2.            Naqd bhatiny atau naqd dakhili (kritik internal) dengan obyek material  matan hadist

Langkah metodologis Kritik Sanad  menempuh:

1.            Uji ketersambungan proses periwayatan hadits dengan mencermati silsilah keguruan hadits dan proses belajar mengajar (tahammul dan ‘ada) yang ditandai dengan lambang riwayat (sighat al-tahdits)

2.            Mencari bukti integrasi keagamaan perawi (‘adalah) yang menjangkau paham akidah dan sikap politik perawi.

3.            Menguji kadar ketahanan intelegensi perawi data gangguan ingatan saat memasuki tua, bukti pemilikan naskah dokumtasi hadits (dhabit)

4.            Ada tidaknya jaminan  keamanan dari gejala syadz atau dugaan keberadaan  illat dalam sanad hadits.

Tehnik Pengujian kualitas sanad menempuh instrumen:

·         I’tibar muttaba’  (menyertakan sanad –sanad lain ) sesuai dengan perolehan data  keberadaan hadits pada kitab-kitab  Hadits (Takhriul Hadits ) : akan menentukan  kualitas  persambungan sanad

·         Jarh wa ta’dil  siap mengukur ke-dhabit-an dan ke-’adil-an periwayat  sekaligus memastikan kedudukan periwayatnya sebagai saksi primer atau bukan saksi primer

·         Gabungan kualitas persambungan sanad dan kualitas rawi adalah toak ukur shahih tidaknya suatu hadits

0 Response to "Kriteria Kualitas Hadits"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel