Manifestasi Perilaku Belajar
Pict By. Ideastream |
Pada hakekatnya, belajar adalah suatu proses kejiwaan atau peristiwa pribadi yang terjadi didalam diri setiap individu. Proses belajar itu sendiri apabila berjalan dengan baik, suatu saat akan memberi hasil yang disebut “Hasil Belajar”. Hasil belajar itu sendiri tidak dapat tercapai jika dalam diri seseorang tidak terjadi proses belajar.
Dalam
memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar, para ahli sependapat
mengenai hal prinsipal. Akan tetapi mengenai apa yang dipelajari siswa dan
bagaimana perwujudan atau manifestasinya, agaknya masih tetap merupakan
teka-teki yangg sering menimbulkan silang pendapat yang cukup tajam diantara
para ahli.*
Oleh sebab
itu penulis berusaha menelah apa manifestasi perilaku belajar yang di kemuakakann
oleh sekelomopk ahli dengan harapan menambah pengetahuan kepada pembaca.
A. Pengertian Belajar
Belajar
adalah kegiatan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Drs. Slameto
merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu berubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.*
Dapat
diartikan pula bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan. Perubahan yang dimaksud tentu saja perubahan yang
sesuai dengan perubahan yang dikehendaki oleh pengertian belajar
Orang yang
melakukan aktifitas belajar dan diakhir dan dari aktivitasnya telah memperoleh
perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru, maka individu itu
dikatakan telah belajar.
Tetapi perlu
diingatkan bahwa perubahan akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan
dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Sedangkan perubahan
tingkah laku akibat mabuk karena minuman keras, akibat gila, tabrakan, dan
sebagainya bukanlah kategori belajar yang dimaksud.*
Simpulnya
hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai
hasil belajar.
B. Karakteristik
Perilaku Belajar
Unsur
Penting yang menjadi Karakteristik perilaku belajar yaitu:*
1.
Situasi belajar mesti bertujuan, dan
tujuan tersebut diterima, baik oleh individu maupun masyarakat.
2.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku , perubahan itu bisa mengarah pada tingkah laku yang lebih baik,
akan tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk.
3.
Belajar merupakan perubahan yang terjadi
melalui latihan dan pengalaman, dalam arti, perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan dan kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Atau disebut
perubahan intensional; dalam arti pengalaman atau praktik atau latihanitu
dilakukandengan sengaja dan disadari bukan secara kebetulan; dengan demikian
perubahan karena kematangan atau keletihan, atau karena penyakit tidak dapat
dipandang sebagai perubahan hasil belajar.
4.
Untuk bisa disebut belajar, perubahan
itu harus relatif menetap, harus merupakan akhir daripada periode waktu yang
cukup panjang, dan berlangsungnnya waktu ini sulit ditentukan lamanya
Bisa pula dikatakan bahwa perubahan itu efektif,
dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar itu
(setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu) relatif tetap dan setiap saat
diperluan dapat direproduksikan dan dipergunakan seperti dalam pemecahan
masalah, baik dalam ujian,ulangan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Tingkah laku yang mengalami perubahan
karena belajar menyangkut aspek-aspek keribadian, baik fisik maupun psikis
seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan,
kecakapan, sikap, ataupun kebiasaan.
C. Jenis-jenis
Belajar
Dilihat
dari tujuan dan hasil yang diperoleh dalam belajar, para ahli, umumnya
mengemukakan delapan jenis belajar sebagai berikut (Saodih & Surya,
1971;Effendi,1993).*
1.
Belajar Abstrak (Abstract Learning)
Adalah
belajar dengan cara berpiir abstrak dengan tujuan memperoleh pemahaman serta
pemecahan yang tidak nyata. Dalam hal ini peran rsaio atau akal dan penerapan
konsep-konse sangatlah penting. Dalam jenis ini misalnya belajar tauhid,
astrnomi, kosmografi, kimia dan matematika.
2.
Belajar Ketrampilan ( Skill Learning)
Di sebut
juga latihan atau training, adalah
proses belajar yang bertujuan memperoleh ketrampilan tertentu menggunakan
gerakan motorik. Termasuk jenis ini mislanya, olah raga, melukis, dsb
3.
Belajar Sosial (Social Learning)
Bertujuan
memperoleh ketrampilan dan pemahman terhadap masalah sosial, penyesuaian nilai
sosial dann sebagainya, termasu disini adalah memahami masalah keluarga,
konflik etnis atau klompok dan masalah lain yang bersifat sosila.
4.
Belajar pemecahan Masalah (Problem
Solving)
Adalah belajar
memperoleh keterampilan dan keterampilan memecahkan berbagai masalah secara logis dan
rasional.
5.
Belajar Rasional (Rational Learning)
Tujuannya
adalah memperoleh beragam kecakapan menggunakan prinsip dan konsep. Dengan
belajar rasional individu diharapkann memilki kemampuan Rational Problem
Solving yaitu kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan pertimbangan
akal sehat, logis dan sistematis.
6.
Belajar Kebiasaan (Habitual Learning)
Ialah
proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada.
Tujuannya agar individu memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang
lebih tepat dan positif.
7.
Belajar Apresiasi ( Appreciation
Learning)
Ialah belajar
mempertimbangkan nilai atau arti penting suatu obyek yang bertujuan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (effective skills).
8. Belajar
Pengetahuan (Study)
Ialah Program
belajar terencana yang dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman, pengertian,
informasi, dan sebagainya dengan melibatkan kegiatan investigasi atau
penelitian dan eksperimen dalam prosesnya.
D. Karakteristik
Perubahan Hasil Belajar
Setiap perilaku belajar di tandai oleh ciri-ciri
perubahan yang spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan yang khas yang menjadi
karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
a. Perubahan itu intensional (disengaja)
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah
berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau
dengan kata lain bukan kebetulan.* Karakteristik ini mengandung
konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau
sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti
penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan
dan seterusnya.
Sehubungan dengan itu, perubahan yang diakibatkan
mabuk, gila, dan lelah tidak termasuk dalam karakteristik belajar, karena
individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki
keberadaannya.
Di samping perilaku belajar itu menghendaki perubahan
yang disadari, ia juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi,
jika seorang siswa belajar bahasa inggris umpamanya, maka sebelumnya ia telah
menetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan dengan tujuan pemakaiannya.
Penetapan ini misalnya, apakah bahasa asing tersebut akan ia gunakan untuk
keperluan studi ke luar negeri ataukah untuk sekedar bisa membaca teks-teks
atau literatur berbahasa inggris.
b. Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan
harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan
penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan
keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya.
Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan
sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak
setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.*
c. Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil
guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tetentu
bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional berarti
bahwa perubahan tersebut relatif menetap dan setiap saat apabila
dibutukan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional
bisanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif
lainnya. Sebagai contoh, Sjika seorang siswa belajar menulis, maka disamping
akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan
memperoleh kecakapan lainya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan
bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.*
E. Manifestasi
Perilaku Belajar
Seorang siswa yang telah mengalami perbuatan belajar
akan ditandai dengan adanya perubahan pola-pola sambutan dan tingkah laku
individu. Perubahan ini merupakan manifestasi perbuatan belajar.
Berarti bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami
perubahan tingkah lakunya secara keseluruhan. Perubahan itu meliputi beberapa
hal yaitu:*
1. Manifestasi Kebiasaan
Individu yang telah mengalami suatu proses belajar
akan terlihat dalam kebiasaan sehari-harinya. Misalnya seseorang yang telah
belajar mengetik. Proses selama belajar mengetik akan membentuk suatu kebiasaan
tersendiri dalam hal mengetik pada pribadi yang melakukan pembelajaran itu.
Misalnya ia akan terbiasa mengetik dengan sepuluh jari, ini merupakan suatu
kebiasan yang diperoleh setelah proses belajar.
Kebiasaan diperoleh semenjak seseorang masih bayi. Untuk itu orangtua da
guru bertugas untu menanamkan keniasaan yang baik bagi anak didiknya.
2. Manifestasi Keterampilan
Keterampilan merupakan kegiatan yang bersifat
neuromuscular artinya kegiatan yang dilakukan dengan kesadaran yang tinggi.
Oleh karena itu keterampilan memerlukan kesadaran intelektual yang tinggi.
Keterampilan sangat erat kaitannya dengan kegiatan
motorik. Karenanya sering disebut juga sebagai keterampilan motoris atau
sensory motor type of skill. Kegiatan mengendarai mobil, melukis, dan menjahit
merupakan contoh dari kegiatan ini dan kesemuanya memerlukan kordinasi gerakan
atau kordinasi sensoris motoris yang tinggi.
Ciri-ciri terampil tidaknya seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
adalah,
a) ketelitian, yang ditandai dengan jumlah kesalahan minimum.
b) kordinasi system respons yang harmonis, dan
c) kecepatan, yang ditandai dengan lamanya waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikansuatu kegiatan dengan tingkat kesalahan minimum dengan kata lain
tidak asal-asalan.
3. Manifestasi Pengamatan
Pengamatan adalah satu bentuk belajar yang dilakukan
oleh manusia. Pengamatan merupakan sebuah proses penangkapan dan penerjemahan
pesan yang ada pada stimuli/stimulus melaui alat indra. Pengamatan adalah salah
satu hal yang penting dalam proses belajar karena pengamatan akan memunculkan
definisi.
Jika pengamatan yang dilakukan salah, maka definisi yang
dimunculkan pun pasti salah. Pengamatan dimulai dari proses diskriminasi dan
generalisasi.
4. Manifestasi Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara
mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. Berpikir asosiatif merupakan
proses embentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Kemampuan melakukan
asosiatif yang benar sangat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengeteadari
kemampuan mengasouan yang diperoleh dari hasil belajar.
Contoh saja siswa yang mampu menjelaskan arti pentinng
tanggal 12 Rabi’ul Awal, kemampuan siswa tersebut dalam mengasosiasikan tanggal
bersejarah itu dengan hari ulang tahun (maulid) Nabi Muhammad SAW hanya bisa
didapat apabila ia telah mempelajari riwayat hidup beliau.
Selanjutnya daya ingatan juga menjadi manifestasi dalam perbuatan belajar.
Daya ingatan menyimpan informasi yang telah diperoleh siswa selama proses
pembelajaran itu.
5. Manifestasi Rasional dan Kritis
Berfikir rasional merupakan suatu proses berfikir dengan tingkat abstraksi
yang tinggi. Berfikir rasional sering dikaitkan dengan bagaimana (how) dan
mengapa (why).
Dalam berfikir rasional seseorang dituntut untuk dapat melihat hubungan
sebab-akibat, menganalisa masalah, menarik generalisasi, menarik hukum-hukum
dan membuat ramalan. Selanjutnya berfikir rasional akan sangat berguna dalam
memecahkan masalah (problem approach/solving).
6. Manifestasi Sikap
Sikap menurut Bruno adalah kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhaddap objek. Pada
prinsipnya sikap dapat kita anggap sebagai suatu kecenderungan siswa untuk
bertindak dengan cara tertentu. Kegiatan belajar akan mempengaruhi sikap
seseorang dalam menghadapi suatu objek.
7. Manifestasi Inhibisi
Inhibisi adalah membuang sikap yang tidak berguna
ketika seseorang sedang melakukan interaksi dengan lingkungannya. Dalam
belajar, yang dimaksud inhibisi adalah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau
menghentikan tindakan yang tidak perlu. Hal ini dilakukan agar seseorang
melakukan tindakan seselefektif mungkin.
Contohnya seorang siswa yang telah sukses mempelajari
bahaya alkohol akan menghindari membeli minuman kerass, dan sebagai gantinya ia
membeli minuman yang sehat. Inhibisi akan membawa seseorang pada tindakan
efektif.
8. Manifestasi Apresiasi
Apresiasi adalah suatu sikap menghargai terhadap
sesuatu yang bernilai luhur seperti nilai, agama, tatakrama, dan ilmu
pengetehuan. Tingkat apresiasi seorang siswa terhadap nilai sebuah karya sangat
bergantung pada tingkat belajarnya. Misalnya seseorang yang belajar keras untuk
melukis akan mengapresiasi nilai suatu lukisan dengan sangat tinggi.
9. Manifestasi Tingkah Laku Afektif
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang
menyangkut keanekaragaman perasaan, seperti takut, marah, sedih, gembira,
kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak
terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga dapat
dianggap sebagai perwujudan perilau belajar.
Seorang siswa dapat dianggap sukses secara afektif
dalam belajar agama apabila ia telah menyenangi dan menyadari dengan ikhlas
kebenaran ajaran agama yang ia pelajari, lalu menjadikannya sebagai “sistem
niai diri”. Kemudian, pada giliranya ia menjadian sistem nilai ini sebagai
penuntun hidup, baik dikala sukka maupun duka.
F.
Kesimpulan
· Belajar
adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar.
· Jenis-jenis
belajar
terbagi delapan, yaitu: Belajar Abstrak (Abstract Learning); Belajar
Ketrampilan ( Skill Learning); Belajar Sosial (Social Learning); Belajar
pemecahan Masalah (Problem Solving); Belajar Rasional (Rational Learning);
Belajar Kebiasaan (Habitual Learning); Belajar Apresiasi ( Appreciation
Learning); dan Belajar Pengetahuan (Study)
·
Karakteristik perubahan hasil belajar terbagi
tiga yaitu:
a. Perubahan itu intensional
b. Perubahan itu positif dan aktif
c. Perubahan itu efektif dan fungsional
·
Manifestasi perilaku belajar adalah erubahan yang
timbul pada diri seeorang setelah mengalami proses belajar
·
Manifestasi perilaku belajar terbagi menjadi sembilan
yaitu : Manifestasi Kebiasaan; Manifestasi Keterampilan; Manifestasi Pengamatan;
Manifestasi Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat; Manifestasi Rasional dan Kritis;
Manifestasi Sikap; Manifestasi Inhibisi; Manifestasi Apresiasi; Manifestasi
Tingkah Laku Afektif.
DAFTAR
PUSTAKA
· Djamarah Bahri Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:PT.
Rineka Cipta.
· Rohmah , Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta.
Teras.
·
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi
Belajar. Jakarta. Raja Brapindo Persada.
0 Response to "Manifestasi Perilaku Belajar"
Post a Comment