Meletakan Dasar-Dasar Peradaban Islam Masa Rasulullah
Siluetsenja.com, 28/01/2022 03:39 pm
A.
Bangsa Arab
Sebelum Islam
Bangsa Arab
Adalah penduduk Asli Jazirah Arab Semenanjung yang terletak di bagian barat
daya Asia ini sebagian besar permukaannya terdiri dari padang pasir. Iklim di
jazira Arab termasuk yang paling panas dan paling kering di muka bumi.
Bangsa Arab
termasuk rumpun bangsa Smit, keturunan Sam’il Nuh. Para sejarawan
Arab membagi bangsa Arab atas dua kelompok besar yaitu Arab Baidah dan Arab
Baqiyah. Arab Baidah adalah bangsa Arab yang sudah punah auh sebelumm Islam
lahir. Adaun Arab Baqiyah terbagi atas Arab Aribah dan Arab Musta’ribah.
Dari segi
pemukiman. Bangsa Arab di bedakan atas ahl al-baawi dan ahl al-hadlar.
Kaum Badawi adlah penduduk padang pasir. Ahl al-hadlar adalah benduduk yang
sudah bertempat tinggal tetap di kota atau daerah pemukiman yang subur.
Dalam struktur
masyarakat Arab terdapat Kabilah sebagai Intinya, Ia adalah organisasi keluarga
besar yang biasanya hubungan antara anggotanya terikat oleh pertalian darh
(nasab), ikatan perkawinan suaka plitik atau sumpah setia. Pemimpin kabilah di
sebut syaikh al-qabilah, biasanya di pilih dari seorang anggota yang usianya
paling tua.
Masa sebelum
lahir islam di sebut zaman jahiliah. Jahiliah pertama meliputi masa yang
panjang tetapi tidak banyak yang bisa di ketahui hal ihwal. Adapun Zaman
jahiliah kedua berlangsung selama 150 tahun sebelum Islam Lahir.
Beberapa
kabilah yang pernah menguasai Mekah antara lain, Amali, Jurhum, Khiza’ah dan
yang terakhir adalah Quraisy. Sebagian besar bangsa Arab adalah penyembah
berhala. Setiap kabilah mempunyai patung sendiri, tidak kurang dari 360 patung
bertengger di sekitar ka’bah, ada empat patung yang terkenal yaitu Latta,
Uzza, Manah dan Hubal milik kabilah Quraisy. Sebenarnya mereka
percaya terhadap Allah sebagai Pencipta sekalipun mereka ingkar tentang hidup
sesudah mati, mereka menyembah patung dengan maksud mendekatkan diri kepada
Allah SWT, kepercayaan kepada Allah tersebut merupaan sisa ajaran Tauhid yang
di bawa oleh Ibrahim as.
B.
Muhammad SAW
Sebelum Kenabian
Rasulullah SAW
lahir dari kalangan bangsa Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah ibn Abd
al-Muthalib dan Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Garis nasab ayahnya dan
ibunya bertemu pada Kilab ibn Murrah. Apabila di tarik ke atas, silsilah beliau
sampai kepada Ismail as, Akan tetapi nama nenek moyang beliau yang di ketahui
dengan jelas hanya sampai Adnan.
Rasulullah SAW
dilahirkan sebagai yatim pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah,
bertepatan dengan 20 April 571. Ayahnya wafat tiga bulan setelah menikahi
ibunya. Abd al-Muthalibmemberi nama cucunya itu Muhammad, nama yang padda saat
itu tidak lazim di kalangan orang Arab.
Beliau di susui
beberapa hari oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab, di lanjutan oleh Halimah binti
Dzuaibdari Kabilah Bani Sa’d. Ketika berusia lima tahun, beliau di kembalikan
kepada Aminah, akan tetapi setahun kemudia Ibunya wafat, Abd al-Mutalib
melanjutkan pengasuhan, sayangnya dua tahun kemudian kakenya pun wafat. Muhammad
saw selanjutnya di asuh oleh Abu Thalib, salah seorang putera Abd al-Mutalib
yang paling miskin tapi sangat di segani oleh penduduk Mekkah.
Saat usia
Muhammad sekitar 12 tahun, beliau meminta ikut melakukan perjalanan kafilah
dagangnya ke Syria. Ketika Abu Thalib sampai di Busra , ia bertemu dengan
pendeta Kristen, Buhara namanya, pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada
Muhammad sebagaimana yang termaktub dala kitab suci yang di percayainya.Ia meminta Abu Thalib menjaga keselamatan
nabi Muhammad dari orang Yahudi dan Syria apabila melihat tanda-tanda kenabian
Muhammad sebagaimana mestinya.
Tatakala usia
Muhammad 15 tahun, Ia terpilih menjadi salah seorang anggota perang Fijar dan
merupakan anggota termuda. Muhammad mengisi waktu luangnya untuk menggembala
kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah.
Ketika Muhammad
menginjak usia 24 tahun, Abu Thalib menawarkan keponakannya itu kepada Khadijah
binti Khuwailid untuk berdagang ke Syria. Dalam perjalanan ini Muhmmad di temani
Maesarah salah seorang pegawai Khadijah yang amat di percaya. Sikap dan tutur
kata Muhammad menarik calon Pembeli untuk berbelanja, sehingga barang yang di tawarkannya
laku keras. Hal itu tentu membuat Khadijah senang, terlebih ketika Maesarah
menceritakan keluhuran budi pekerti Muhammad, hal itu membuat Khadijah kagum
dan menimblkan hasrat untuk menjadikan beliu pendamping hidupnya. Pada saat di
resmikan pernikahan Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.
Muhammad
semakin populer di kalangan penduduk Mekah, setelah berhasil mendamaikan para
pemuka Quraisy ketika mereka berselisih siapa yang paling berhak meletakan
hajar aswad di tempatnya semula. Muhammad meminta di sediakan sehelai kain,
kain itu di hamparkan lalu batu itu di letakandi atasnya dengan tangan beliau
sendiri, disuruhnya ketua setiap kabilah memegang ujung kain itu, lalu
mengangkatnya. Putusan ini memuskan semua pihak. Dalam peristiwa ini Muhammad
di juluki Al-Amin oleh kaumnya, ini terjadi pada tahun 605, Muhammad berusia 35
tahun.
C.
Diangkat
Menjadi Rasul
Ada malam Senin
17 Ramadhan tahun 13 sebelum hijrah bertepatan dengan 6 Agustus 610 M, sewaktu
Muhammad berkhalwat di gua Hira, Jibril menyampaikan wahyu pertama, Lima ayat
surat Al-Alaq.Setelah menerima wahyu itu Muhammad segera pulang dengan hati
cemas dan badan menggigil karena ketakutan, Beliau meminta Khadijah
menyelimutiya. Setelah tenang Beliau menceritakan kepada Khadijah dan Kahdijah
berusaha menenangan beliau, kemudian Khadijah pergi menemui Warqah ibn Naufal,
saudara sepupunya, setelah mendengar certia Khadijah tentang kejadian yang di
alami Mmuhammad, ia mengatakan bahwa yang datang keada Muhammad itu adalah
Namus(jibril) yang pernah di utus Allah Kepada Nabi Musa as. Ia pun menegaskan
bahwa dengan turunnya wahyu itu, ia telah di angkat menjadi Nabi untuk umat
ini.
Pada saat
beliau tidur terlelap melepaskan lelah, Turunlah surat Al Mudatsir ayat 1-7,
Muhammad bangkit lalu berakata kepada isterinya bahwa Jibril telah menyampaikan
perintah Tuhan agar beliau memberi peringatan kepada umat manusia, dan mengajak
mereka supaya beribadah dan patuh hanya kepadaNya. Akan tetapi siapa yang akan
diajak dan siapa pula yang akan mendengarkan? Wahyu yang kedua ini menandai
penobatan Muhammad sebagai Rosulullah.
D.
Mendakwahkan
Islam dan Reaksi Quraisy
Rasulullah saw
melaksanakan tugas risalahnya selama 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah.
Dakwah dalam periode mekah ditempuh melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah
dakwah secara diam-diam. Yang menjadi dasar di mulainya da’wah ini adalhaSurat
Al-Muddatsir ayat satu sampai tujuh. Dalam tahap inni Rasulullah mengajak
keluarga yang tinggal serumah dan sahabat-sahabatnya agar meninggalkan agama
berhala dan beribadah hanya kead Allah semata.
Tahap kedua
adalah dakwah semi terbuka. Dalam tahap ini Rasulullah menyeru keluarga dalam
lingkup yang lebih luas berdasarkan Surat
Al-Syu’ara ayat 214. Yang menjadi sasaran utama seruan ini adalah Bani
Hasyim.
Ketika gerakan
Rasulullah meluas, Jumlah pengikutnya bertambah banyak dan seruanya makin tegas
dan lantang. Bahkan secara terang-terangan mengecam agama berhala dan mencela
kebodohan nenek moyang mereka yang memuja berhala itu. Orang Quraisy terkejut
dan marah. Menurut Syalabi ada lima faktor yang menyebabkan orang Quraisy
menentang dakwah Rasulullah, yaitu:
1. Persaingan
pengaruh dan kekuasaan islam, Mereka belum bisa membedakan antar kenaabian dan kerajaan.
2. Persaamaan
derajat, Hal ini berlawanan dengan tradisi Arab Jahiliah yang membedakan derajat
manusia berdasarkan status sosial
3. Takut di
bangitkan setelah mati, gambaran tentang kebangkitan sesudah mati sebagaimana
di ajarkan agama islam sangatlah mengerikandi mata pemimpin Quraisy
4. Taklid kepada
nenek moyang, Bangsa Arab Jahiliyah menganggap tardisi nenek moyang tidak boleh
di ganggu gugat
5. Perniagaan
Patung, Larangan menyembah dan memperjual belikan patung merupakan ancaman akan
memaaatikan usaha pemahat dan penjual patung.
Penolakan kaum
Quraisy terhadap Islam mendorong Rasulullah lebih mengintensifkan da’wahnya.
Kegagalan musyrikin Quraisy mengentikan da’wah Rasulullah antara lain karena
Rasulullah dilindungii oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Menyadari itu kaum
Quraisy melakukan pemboikotan. Belum sembuh dari kepedihan pemboikotna itu, Abu
Thalib pamab beliau dan Khadijahh istri eliau meninggal dunia. Oleh karena it
tahun itu di kenal dengan ‘am al-huzm, tahun kesedihan.
Pada saat
menghadapi ujian berat, Rasulullah di perintahkan untuk melaukan perjalanan
malam dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Bait al-Maqdis di Palestina, kemudian
di naikan menembus langit sampai ke Sidrah al-Mantaha. Di situlah
Rasulullah menerima syari’at kewajiban shalat fardhu lima kali sehari semalam.
Peristiwa ini di kenal dengan Isra dan Mi’raj yang terjadi pada
malam 27 Rajab tahun 11 sesudah kenabian.
E.
Orang-orang
Yatsrib masuk Islam
Pada musim haji
tahun 11 setelah kenabian, beberapa orang Khazraj, massuk Islam. Sejak itu
Rasulullah menjadi pembicaraan hangat di kalangan penduduk Yatsrib. Pada musim haji
berikutnya 12 orang lai-lai dan seorang perempuan dari Yatsrib menemui
Rasulullah di Aqabah. Mereka berikrar tidak menyekutukan Tuhan. Peristiwa ini
di kenal dengan Baiah al-Aqabah al-Ula (Baiat Aqabah pertama).
Saetahun kemudian pada malam hari seusai melaksanakan ibadah haji terjadi Baiah
Aqabah kedua (Baiah al-‘Aqabah al-Tsaniyah)
F.
Hijrah ke Yatsrib
Setelah Baiah
Aqabahh kedua tindakan kekerasan terhadapa kaum muslimin mangkin meningkat,
bahkan musyrikin Quraisy sepakat akan menmbunuh Rasulullah. Rasulullah
menganjurkan para sahabatnya untuk segera berpindah ke Yastrib, Merekaa
bersembunyi di gua Tsur selama tiga malam. Senin 8 Rabiul Awwal Rasulullah tiba
di Quba, sekitar 10 Km dari kota Yastrib, pada 12 Rabi’ul Awwal bertepatan
dengan 24 September 622 M, rombongan muhajirin melanjutka perjalanan ke
Yatsrib.
Kedatangan
Rasulullah di sambut hangat penuh kerinduan oleh kaum Anshar. Sejak kedatangan
Rasulullah, Yatsrib berubah menjadi Madinah al-Raasul atau al-Madinah
al-Munawwarah.
G.
Pembinaan
Masyarakat dan meletakan
Dasar-dasar Kebudayaan Islam
Lembaga utama
yang di bangun Rasulullah dalam rangka pembinaan masyarakat ini adalah Masjid,
pertama Masjid Quba, selangbeberapa hari kemudian masjid Nabawi di bangun
setelah Rasulullah kembali ke yastrib.
Muhammad
ternyata juga seorang ahli politik yang ulung dan diplomat. Kepiawaian berpolitik
antara lain di tunjukan dalam perjanjian damai antar penduduk non musim
Madinah. Dalam perjanjian itu di tetapkan dan di akui hak kemerdekaan tiap-tiap
golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya. Perjanjian ini disebut denga
Piagam Madinah, dan merupakan peristiwa paling baru dalam dunia politik dan peradaban
manusia.
Beberapa asas
masyarakat Islam yang telah di letakkan oleh Rasulullah antara lain al-ikha
(persaudaraaan), al-masawah (persaamaan), al-tasamuh (toleransi),
al-tasyawur ( musyawarah), al-ta’awun (tolong menolong), al-adalah
(keadilan)
H.
Fase perjuangan
setelah perang Ahzab
Rasulullah mengutus
Utsman bin Affan menemui kaum Quraisy guna menyampaikan maksud kedatangan
mereka ke mekkah. Akan tetapi Utsam di tahan bahkan timbul desas desus Utsman
di bunuh.Rasulullah dan para sahabatnya mengadakan sumpah setia untuk berperang
sampai tercapai kemenangan. Sumpah ini di
sebut balah al-ridwwan. Kaum Quraisy membebaskan Utsman dan mengadakan
perjanjian dengan kaum muslim
1. Segala
perumusan antara kedua belah pihak di tentkan slama 10 tahun
2. Setiap orang
Quraisy yang datang kepada kaum muslimin tana seizin walinya harus di tolak dan
di kembalikan
3. Setiap orang
Islam yang menyerahkan diri kepada pihak Quraisy tidak akn di kembalikan
4. Setiap
kabilah yang ingin bersekutu dengan kaum Quraisy maupun dengan kaum muslimin
tidak boleh di halang-halangi oleh salah satu pihak yang membuat perjanjian
ini.
5 Kaum
muslilmin tidak boleh memasuki Mekah pada tahun ini, namun diberi kesempatan
paa tahun berikutnya dengan syarat tida boleh membawa senjata kecuai pedang
dalam sarungnya dan tidak tinggal di Mekaah lebih dari tiga hari.
I.
Haji Wada dan
akhitr hayat Rasulullah
Setelah
tercipta ketenaangan di seluruh Jazira Arab menyusul pengakuan keislaman dan
kabilah-kabilah arab yang mencaai puncaknya pada ‘am al-wufud,
Rasulullah bermaksud menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Pada tanggal 25 Dzu
al-Qa’dah 10 H beliau bersama dengan sekitar 100.000 sahabatnya berangkat
meninggalkan Madinah menuju Mekah. Paada tanggal 8 Dzu al-Hijjah yang di sebut
hari Tarwiyah Rasulullah bersama rombongannya berangkat menuju Mina dan pada
waktu Fajar hari berikutnya mereka berangkat ke Arafah.
Tepat tengah
hari di Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting yang ternyata
merupakan pidatonya yang terakhir di hadapan khalayak yang berjumlah amat
banyak, sehingga pidato itu pun kemudian di kenal dengan khutbah al-wada’i
(pidato perpisahan)
Kira-kira tiga
bulan sesudah menunaikan ibadah haji yang penghabisan itu, Rasulullah menderita
demam beberapa hari. Beliau menunjuk Abu Bakar untuk menggantikan beliau
mengimami shalat jama’ah. Pada hari senin 12 Rabiul Awwal 11 H bertepatan
dengan 8 Juni 632 M, Rasulullah menghembuskan nafasnya yang terakhir, menghadap
ke hadirat Allah SWT dalam usia 63 tahun. Beliau wafat dengan tenang di
tengah-tengah pendukungnya yang setia dan mencintainya. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada keluarga dan para sahabatnya dan kepada
seluruh pengikutanya yang setia melaksanakan ajaran dan sunnahnya.
0 Response to "Meletakan Dasar-Dasar Peradaban Islam Masa Rasulullah"
Post a Comment