Pentingnya Pilar-Pilar Pendidikan
Siluetsenja.com, 28/01/2022 08:35 am
Pict By. The Compliace and Ethics Blog |
Dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang harus dipenuhi untuk kepentingan bersama di masa era globalisasi pada saat ini, hal yang paling dibutuhkan adalah pendidikan. Untuk menjadi bangsa yang selalu dinamis sesuai perkembangan zaman, maka dibutuhkan peningkatan-peningkatan dalam pendidikan.
Peningkatan-
peningkatan pendidikan tersebut seperti, kualitas guru yang baik yang akan
terjun langsung dalam proses pendidikan yang akan menghasilkan
generasi-senerasi penerus bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. Pendidikan
yang mengutamakan mutu serta kualitas dalam proses belajarnya yang akan membawa
anak-anak generasi muda menuju pada keberhasilan dan kesuksesan untuk membangun
bangsa, negara, dan agama ke arah yang lebih baik.
Pendidikan yang mengembangkan nilai utama
melalui pilar-pilar pendidikan. Pilar-pilar
inilah menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan mutu pendidikan.
A.
Pengertian Pilar Pendidikan
Pada kamus
umum, pilar adalah tiang penyangga atau penguat dari beton, dan sebagainya,
juga sekaligus di pakai untuk keindahan atau keserasian penunjang untuk
kegiatan. M.J.Lavengeveld mengatakan bahwa “pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak didik yang
bertujuan pada pendewasaan anak itu”.* Berdasarkan pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa pilar pendidikan adalah tiang atau penunjang
dari suatu kegiatan usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang akan
diberikan kepada anak didik yang bertujuan untuk pendewasaan anak.
B.
Pilar
- Pilar Pendidikan Menurut UNESCO
Pilar – pilar yang dikemukakan oleh UNESCO ada 4 Pilar
Pendidikan yaitu,
1. Belajar
mengetahui (learning to know)
Belajar mengetahui sesuatu pengetahuan yang berkenaan dengan perolehan,
penguasaan dan pemanfaatan informasi. Berbagai ledakan informasi dan
pengetahuan yang banyak bermunculan.
Disebabkan karena adanya perkembangan yang sangat cepat dalam bidang ilmu
dan teknologi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, terutama dalam
bidang elektronik, memungkinkan berbagai informasi dan pengetahuan yang belum
terditeksi masih banyak yang belum bermunculan, teknologi saat ini bisa
diperoleh dan disebarkan secara cepat dan hampir menjangkau seluruh planet bumi.
Belajar adalah proses untuk mengetahui dan memperdalam segala sesuatu
sehingga kita bisa menjadi orang yang lebih maju, baik dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Pengetahuan terus berkembang setiap
waktu dan zaman yang akan menemukan pengetahuan - pengetahuan baru. Oleh karena
itu, belajar mengetahui harus terus dilakukan. Dan rasa keingintahuan itu harus
terus dilakukan agar ilmu yang kita dapatkan semakin banyak
Belajar untuk
mengetahui ilmu pengetahuan dari Guru
sebagai fasilitator dan guru dituntut untuk berperan sebagai seorang pendidik dan sebagai kawan berdialog dalam rangka mengembangkan pengetahuan
siswa. Guru dan anak didik berada di koridor kebaikan. Oleh karena itu,
walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tapi mereka tetap seiring
dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan hukum,
kebaikan sosial dan sebagainya.*
2. Belajar berkarya (learning to do)
Belajar berkarya dalam lingkup pendidikan dibutuhkan seorang pembimbing
yang akan melatih, seperti guru yang ada di sekolah yang akan memberi pelatihan-pelaihan
epada peserta didik untuk menghasilkan sebuah karya. Dan dalam pelatihan
tersebut pasti dibutuhkan alat pendidikan yang akan mempermudah siswa dalam
proses belajar atau pelatihan.
Pendidikan dalam menggunakan alat pendidikan, sudah
ditentukan dengan cicta-cita yang ingin dicapai dan sudah pula ada tujuan
tertentu untuk mempengaruhi anak didik.* Misalnya, guru ingin melatih siswanya
menggambar, maka dibutuhkan papan tulis dan spidol untuk mencontohkan kepada
siswanya bagaimana cara menggambar yang benar.
Belajar berkarya berhubungan erat dengan
belajar mengetahui, sebab pengetahuan mendasari perbuatan. Belajar berkarya
bisa kita artikan yaitu mempelajari dan berlatih menguasai keterampilan dan
kompetensi kerja.
Dengan perkembangan IPTEK saat ini berbagai tuntutan perkembangan industri dan perusahaan nulai
bermunculan, maka keterampilan dan kompetisi kerja ini, juga berkembang semakin
tinggi, tidak hanya pada tingkat keterampilan, kompetensi teknis atau
operasional, tetapi sampai dengan kompetensi profesional.
Karena tuntutan pekerjaan didunia
industri dan perusahaan terus meningkat, maka individu yang akan memasuki
dan/atau telah masuk di dunia industri dan perusahaan perlu terus bekarya.
Mereka harus mampu doing much (berusaha berkarya banyak).
3. Belajar hidup bersama (learning to
live together)
Dalam
kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik,
daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi hidup bersama dan
bekerja sama dengan aneka kelompok tersebut.
Agar mampu berinteraksi,
berkomonikasi, bekerja sama dan hidup bersama antar kelompok dituntut belajar
hidup bersama. Dengan berbagai perbedaan latar belakang pendidikan, kebudayaan,
tradisi, dan tahap perkembangan yang ada saat ini, agar bisa bekerjasama dan
hidup rukun, mereka harus banyak belajar hidup bersama, being sociable
(berusaha membina kehidupan bersama). Kita sering menemui anak yang bandel
dan sering jail dengan temannya, wajar situasi itu terjadi pada masa-masa kecil
anak di sekolah.
Namun, bagaimanapun keadaan tersebut juga bisa
menimbulkan dampak yang buruk apabila seorang anak dijaili dan dia tidak bisa
menerima perlakuan temannya yang nakal. Situasi
lingkungan di sekolah berpengaruh terhadap usaha mencapai tujuan, sehingga
harus mempertimbangkan bahkan dimanfaatkan oleh pendidik.*
Karena itu faktor situasi lingkungan merupakan faktor
yang sangat penting dalam mempengaruhi individu dalam proses pendidikan dengan
cara memahami, menghormati dan bekerja dengan orang lain, mengutamakan
perdamaian dan semangat kerjasama demi kebaikan bersama. Sebab, dewasa ini sudah mulai banyak tertanam sikap-sikap
egoisme pada diri tiap individu-individu.
Dan Kemampuan anak untuk dapat membedakan baik tidaknya
suatu perbuatandalam pergaulan yang
berpengaruh dilingkungan sekolah sangat penting dan bermanfaat. Jika di
dalamdiri anak ada rasa malu berbuat kejahiliyahan , maka itulah yang dikatakan
anak yang berbudi pekerti luhur.*
4. Belajar
berkembang utuh (learning to be)
Manusia yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang,
baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai
suatu tujuan yang diinginkan oleh karena itu, individu dituntut untuk banyak
belajar dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki di seluruh aspek
kepribadiannya.
Hal ini sangat berkaitan erat dengan bakat, minat, kondisi lingkungan dan
lain-lain yang bisa berpengaruh dalam proses pendidikan. Motivasi adalah
keadaan yang terdapat dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna untuk mencapai suatu tujuan.* Sedangkan menurut
Crow and crow bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.*
Kecakapan pemikiran dan prilaku sangat diutamakan untuk menjadi manusia
yang berani menghadapi tantangan masa depan. Bahwa orang cakap adalah tidak hanya orang yang banyak memiliki ilmu
pengetahuan saja, namun pandai dalam
mengunakan daya-daya akal dan pikirannya dengan baik sehingga pekerjaan yang
dilaksanakan dengan menggunakan daya akal dan pikiran dapat berlangsung dengan
cepat dan lancar.*
Sebenarnya tuntutan perkembangan kehidupan era globalisasi saat ini, bukan
hanya menuntut berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga
manusia utuh yang unggul. Untuk itu mereka harus berusaha banyak mencapai keunggulan (being
excellence). Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat. Individu-individu
global harus berupaya bermoral kuat.
C. Pilar- Pilar Pendidikan di Indonesia
Empat pilar yang disampaikan oleh UNESCO tersebut,
Indonesia sebagai negara Ketuhanan menambahkan satu pilar. Learning to believe and convince the almighty God (Belajar untuk Beriman dan Bertakwa kepada
tuhan yang maha Esa).* Dari
pilar inilah Negara Indonesia
akan mewujudkan cita-cita bangsanya yang ada di dalam UUD 1945 alinea ke-4 yang
berisi tentang keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berdasarkan
kepada ketuhanan yang maha Esa.
Kabinet
Indonesia Bersatu Jilid II telah dibentuk dan saat ini mulai menyiapkan
kebijakan untuk 5 tahun ke depan. Khusus di bidang pendidikan,
saat ini dicetuskan beberapa pilar dalam pencapaian. Pilar-pilar inilah
yang akan diwujudkan dan dilaksanakan agar terwujudnya mutu pendidikan yang
berkualitas tinggi di Indonesia.
1. Pilar Pertama Ketersediaan
Terkait ketersediaan layanan pendidikan
yang memadai sesuai dengan standar, baik dalam kurikulum, sesumber, metode,
strategi, dll.
2.
Pilar Kedua
adalah Keterjangkauan.
Pilar ini
menitikberatkan kepada prinsip pemenuhan hak untuk memperoleh pendidikan
bagi semua warga negara tanpa terkecuali. Untuk mendukung keterjangkauan ini
perlu didukung dengan pemanfaatan berbagai media dan teknologi.
3. Pilar Ketiga adalah Mutu.
Peningkatan mutu pendidikan
kini harus menjadikan perhatian utama, bukan saja dari output dan outcome
tetapi menyangkut input dan proses pendidikan.
4. Pilar Keempat Penjaminan Mutu Pendidikan.
Jaminan mutu pendidikan
harus lebih banyak dilakukan dengan berbagai studi dan evaluasi tentang
faktor-faktor mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan.
5. Pilar Kelima adalah Kesetaraan.
Pendidikan harus menjangkau semua level
masyarakat dengan tidak ada pembedaan. Indonesia adalah negara besar dengan
berbagai keragaman, pendidikan harus mempu melayani semua warganya dengan setara dan
tidak membeda-bedakan adanya keragaman tersebut.*
D.
Kesimpulan
Pendapat organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB
(UNESCO) untuk menciptakan suatu Pembelajaran yang Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan atau biasa dikenal dengan istilah PAKEM, ada 4 Pilar
yang menjadi acuan pendidikan.
1. Learning to know (Belajar mengetahui)
2. Learning to do (Belajar melakukan)
3. Learning to be (Belajar untuk menjadi
pribadi yang utuh)
4. Learning to live together (Belajar
hidup bersama)
Dan Indonesia sebagai negara
Ketuhanan menambahkan satu pilar. Learning to believe and convince the almighty God (Belajar untuk Beriman dan Bertakwa kepada
tuhan yang maha Esa). Maka, dengan itu Indonesia berusaha untuk mewujudkan
cita-cita bangsanya yang ada di dalam UUD 1945 alinea
ke-4 yang berisi tentang keinginan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha Esa.
Dalam Kabinet
Indonesia Bersatu Jilid II telah dibentuk dan juga mulai menyiapkan kebijakan
untuk 5 tahun ke depan. Khusus di bidang pendidikan, saat ini dicetuskan
beberapa pilar dalam pencapaian, yang akan dilaksanakan agar terwujudnya
mutu pendidikan yang berkualitas tinggi di Indonesia.
1.
Pilar Pertama
Ketersediaan.
2.
Pilar Kedua
adalah Keterjangkauan.
3.
Pilar Ketiga
adalah Mutu.
4.
Pilar Keempat
Penjaminan Mutu Pendidikan.
5.
Pilar Kelima
adalah Kesetaraan.
Perbaikan dan
pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan
evaluasi secara terus menerus terhadap kelayakan dan kinerja sekolah. Ini
dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat
dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya.*
E.
Saran
Janganlah cepat merasa puas dari apa yang telah didapatkan
dari pendidikan yang telah kita jalani, karena pendidikan itu akan terus
berlangsung dari kita lahir sampai mati. Diharapkan pendidikan yang berlangsung
di seluruh dunia termasuk Indonesia dapat menjadi lebih baik. Dengan
menyingkirkan segala hambatan- hambatan yang ada, yang akan mempengaruhi
pendidikan seperti fasilitas yang belum memadai maka perlu adanya perhatian
khusus dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan
dengan pendidikan.
Persoalan pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama,
karenanya tentu secara bersama-sama pula kita mencari alternative pemecahannya.
Mudah-mudahan ke empat pilar tersebut dapat kita realisasikan dan akan nampak
hasinya.
Kita harus lebih banyak berintrospeksi diri sejauh mana kita
sudah melakukan yang terbaik untuk perubahan dan perbaikan terhadap persoalan
pendidikan yang ada di negeri ini. Semoga dunia pendidikan di Indonesia bisa
menjadi lebih baik dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
·
Crow D. Leater
& Crow, Alince. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT. Nur Cahaya.
·
Isjoni. 2008. Memajukan Bangsa dengan Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
·
Ngalim
Purwanto.2011. Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
·
Sumardi
Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rajawali
·
Syaiful Bahri
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakara : PT. Rineka Cipta.
·
Syaiful Bahri
Djamara. 2008. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
·
Soedomo
Hadi. 2008. Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta : UNS Press.
·
Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1991. Dasar
-Dasar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.
·
Tim
Pengembangan Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan, Bandung
: PT.Imtima.
·
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
·
http://arrizkyleo.blogspot.com/2013/12/pengertianperanlandasan-dan-pilar-pilar.html. diakses tanggal 30 Setember 2014, pukul. 16.52.
0 Response to "Pentingnya Pilar-Pilar Pendidikan"
Post a Comment