Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Siluetsenja.com, 23/01/2022 10:34 WIB
Pict By. Infomigrants |
Pada hakikatnya sumber utama pendidikan islam sebagai disiplin ilmu adalah Al-Qur’an dan sunah Rasul serta pendapat para sahabat. Sebagai disiplin ilmu pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan tentang kependidikan.
Pendidikan
Islam sebagai disiplin ilmu harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan saat
ini masih jauh dari harapan. Salah satu faktor penyebabnya adalah tidak
diterapkanya sebuah prinsip sebagai suatu dasar dalam pendidikan.
Prinsip bukanlah
sekedar formalitas belaka, namun prinsip adalah pondasi untuk mencapai sebuah
tujuan. Begitu pula dalam pendidikan Islam prinsip menjadi hal yang sangat
penting.
Karenanya
dalam pembahasan kali ini, siluetsenja.com akan
mencoba sedikit mengupas tentang
bagaimana prinsip-prinsip pendidikan islam sebagai disiplin ilmu.
A. Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan
islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat
mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi islam. Melalui pendekatan ini,
ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan
nilai-nilai ajaran islam yang diyakininya.
Hakikat pendidikan dalam islam
adalah kewajiban mutlak yang dibebankan kepada semua umat islam, bahkan
kewajiban pendidikan atau mencari ilmu dimulai sejak bayi dalam kandungan
hingga masuk keliang lahat.*
Pendidikan agama menjadi bagian
utama dalam pendidikan islam. Oleh karena itu, hakikat pendidikan islam dapat
diartikan secara praktis sebagai hakikat pengajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah
SWT berfirman:
“Dan demikianlah
kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidaklah mengetahui apakah
iman itu, tetapi kami menjadikan Al-quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan
dia siapa yang kami kehendaki diantara hamba –hamba kami. Dan sesungguhnya kamu
benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”( QS. Asy-Syura:52)
Ayat di
atas menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah cahaya yang memberi petunjuk kehidupan.
Dengan demikian, hakikat pendidikan islam adalah upaya tanpa putus asa untuk
menggali hidayah yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Hidayah
yang dimaksudkan adalah hidayah iman, hidayah ilmu dan hidayah amal. Hidayah
iman artinya semua orang yang menggali kandungan Al-Qur’an hendaknya beriman
kepada Allah dan Rasulullah SAW, serta beriman kepada kitan Al-Qur’an.
Hidayah
ilmu artinya penggalian terhadap ayat-ayat Al-qur’an yang memberikan informasi
dan ide dasar semua ilmu pengetahuan manusia, sedangkan hidayah amal artinya
kita diberikan kekuatan fisik dan mental untuk mengamalkan seluruh ilmu yang
telah digali dalam Al-Qur’an.
B. Fungsi
Pendidikan Islam
Bila
dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk,
yaitu:*
a. Alat
untuk memelihara, memperluas, dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan,
nilai-nilai tradisi dan sosial,serta ide-ide masyarakat dan nasional.
b. Alat
untuk mengadkan perubahan,inovasi, dan perkembangan. Pada garis besarnya,upaya
ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skill yang dimiliki, serta
melatih tenaga-tenaga manusian (peserta didik) yang produktif dalam menemukan
perimbangan perubahan sosial dan ekonomi yaang demmikian dinamis.
C. Konsep
Ilmu
Saat dosen menjelaskan bahwa
kecepatan cahaya adalah sekitar 270.000 km/detik, maka si mahasisiwa hanya
diminta untuk percaya, tidak membuktikan secara empiris. Begitu pula yang
terjadi pada profesor yang bepergian menggunakan pesawat terbang, Ia hanya
percaya pada orang yang mungkin sama
sekali tidak pernah dikenalinya, ia percaya pada orang yang dikatakan sebagai
pilot, meskipun ia sama sekali tidak kenal.
Alhasil
si profesor menerima kebenaran ilmiah, bukan berdasar metode empirisisme,
tetapi menerima kebenaran ilmiah dari jalur pemberitaan. Inilah yang dalam
konsep epistemologi islam disebut sebagai jalur kebenaran ilmiah melalui khabar
shidiq (true report).*
Bagi
seorang muslim, informasi yang didapat dari khabar shidiq ini juga merupakan
ilmu, sebab ia diperoleh dari sumber terpercaya, semisal Al-Qur’an dan hadits
Nabi Muhammad saw. Ilmu yang didapat dari jalur khabar shidiq ini juga
diterima secara universal.
Karenanya,
tidaklah tepat jika dalam perspektif islam, suatu ilmu hanya dapat diraih dari metode empiris-rasional.
Prof.
Wan Mohd Nor memaparkan tentang sumber ilmu yang terdiri dari dua jenis.
Pertama, adalah berita yang terbukti secara terus menerus dan disampaikan oleh
mereka yang kebaikan akhlaknya tidak mengizinkan akal pikiran untuk
membayangkan bahwa mereka akan melakukan dan menyebarkan kesalahan. Jenis yang
kedua adalah berita mutlak yang dibawa oleh Nabi berdasarkan wahyu.
Demikian
tentang sumber ilmu dalam islam tidak membatasi hanya dari sumber pancaindra
(empiris) dan akal (rasional). Pandangan Islam tentang sumber-sumber ilmu bisa
dianggap sebagai metode ilmiah ini berbeda dengan penjelasan metode penelitian
sekuler yang membatasi kategori “ilmiah” hanya pada hal-hal yang rasional dan
empiris.*
D. Prinsip
Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Sebagai
disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan atau
pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokok
dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuwan muslim.*
Dunia
ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma, syarat-syarat, dan
kriteria – kriteria oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan keilmuan yang
ditetapkan itu tampak bersifat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan
atau konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ketuhanan dipandang
tidak rasional karena metafisik dan tidak dapat dijadikan dasar pemikiran
sistematis dan logis.
Nilai-nilai
ketuhanan berada di atas nilai keilmiahan dan ilmu pengetahuan. Agama adalah
bukan ilmu pengetahuan, karena bukan ciptaan budaya manusia. Agama adalah wahyu
Tuhan yang diturunkan kepada umat manusia melalui rasul-rasulnya untuk
dijadikan pedoman hidup yang harus diyakini kebenarannya.
Sebagai
suatu disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan ide-ide dan
konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan
pengetahuan. Jadi, mengalami dan
mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi manusia yang berlanjut
kepada terbentuknya ilmu pengetahuan itu. Untuk itu Nabi Adam as, diajarkan
nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu
pengetahuannya.
Dengan
demikian, ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan teoretis
dan ilmu pendidikan praktis.
Ada tiga
komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada
gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen
dasar itu adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi
seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan islam adalah
yang asasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi (content) pendidikan islam.
b. Metode
pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses
pencapaian pendidikan islam itu.
c. Irama gerak
yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami
vakum bila tanpa kehadiran nilai atau ide.
Konsepsi
Alqur’an tentang ilmu pengetahuan, tidak membeda-bedakan antara ilmu
pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu pengetahuan itu merupakan kesatuan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan, karena semua ilmu adalah manifestasi dari
ilmu pengetahuan yang satu, yaitu ilmu pengetahuan Allah.oleh karena itu, dalam
islam tidak dikenal adanya ilmu pengetahuan yang religius dan non religius
(sekuler).
Pendidikan
islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal dasar yang potensial untuk
dikembangkan sehingga mampu berperan di jantung masyarakat dinamis masa kini
dan mendatang. Pendidikan islam saat ini masih berada pada garis marjinal
masyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia
dalam arti sepenuhnya.
Untuk
itu ilmu pendidikan islam yang menjadi pedoman oprasionalisasi pendidikan islam
perlu di kembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia
akademik, yaitu :
a. Memiliki
objek penbahasan yang jelas dan khas pendidikan yang islami meskipun memerlukan
ilmu penunjang dari yang non-Islami.
b. Mempunyai
wawasan, pandangan, asumsi, hipotesis serta teori dalam lingkup kependidikan
yang islami yang bersumberkan ajaran islam.
c. Memiliki
metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang
berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan corak
keislaman sebagai kultur dan revilasi.
d. Memiliki
struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari
komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain dan menunjukan
kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.
Oleh
karena itu, suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada adanya teori-teori, maka
teori-teori pendidikan islam juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Teori
harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada.
b. Teori
harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep, karena
alam kita tidak menyediakan sistem siap pakai untuk itu.
c. Teori
harus mengikhtisarkan sebagai fakta, kejadian-kejadian. Oleh karenanya maka
sebuah teori harus dapat menjelaskan sejumlah besar fakta.
d. Teori
harus dapat meramalkan fakta atau kejadian-kejadian karena tugas sebuah teori adalah
meramalkan kejadian-kejadian yang belum terjadi.
E. Kesimpulan
Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu harus senantiasa berpegang pada
prinsip-prinsip pendidikan Islam. Apabila disiplin ilmu tidak memiliki prinsip,
khususnya prinsip pendidikan Islam, maka dikhawatirkan akan terjadi
sekulerisasi dan liberalisasi pendidikan.
Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu juga harus senantiasa
mengilmiahkan wawasan tentang kependidikan yang terdapat dalam sumber-sumber
pokoknya dengan bantuan pendapat para sahabat dan ilmuwan muslim.
Karenanya
kita sebagai insan akademika yang terdapat dalam sebuah lembaga pendidikan
harus lebih mengoptimalan daya fikir dan mental untuk menatap pendidikan yang
lebih maju.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
Muzzayin. 2011. “Kapita Selekta
Pendidikan Islam”. Jakarta: Bumi Aksara.
Basri,
Hasan. 2009.“Filsafat Pendidikan Islam”. Bandung:
Pustaka Setia.
Husaini, Adian. 2013. “Filsafat Ilmu”. Jakarta: Gema Insani.
Nizar,Samsul. 2002. “Filsafat Pendidikan Islam”.Jakarta: Ciputat Pers.
0 Response to "Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu"
Post a Comment