Prinsip Pengembangan Kurikulum
Siluetsenja.com, 22/01/2022 11:28 WIB
Pict By. Themaydan |
Kurikulum memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan. Kurikulum dijadikan arah, pedoman, dan alat untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
Dalam
kehidupan masyarakat yang semakin kompleks dan modern ini, perubahan-perubahan
dalam segala bidang tentu tidak bisa dihindarkan. Akibatnya tuntutan-tuntutan
untuk memenuhi kebuthan global ini mengharuskan lembaga pendidikan untuk mampu
membenahi persoalan tersebut.
Untuk
itu kurikulum yang menjadi sentral dalam lembaga pendidikan hendaknya berperan
adaptif terhadap perubahan dan kemajuan imu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum tidak mungkin statis, tetapi berkembang secara dinamis sesuai dengan
kemajuan zaman.
Pengembangan
kurikulum merupakan hal yang penting dalam proses pendidikan. Ini dimaksudkan
agar kualitas pendidikan dapat menigkat dan dapat memenuhi tuntutan-tuntutan
era global ini. Dalam pengembangan kurikulum itu sendiri perlu memperhatikan
prinsip-prinsip yang ada agar kurikulum yang dihasilkan nantinya, sesuai dengan
hasil yang diharapkan oleh semua pihak.
1. Definisi Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip
adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak).* Sedangkan
pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan
menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.*
Dengan demikian prinsip pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagi aturan
yang menjiwai pengembangan kurikulum yang bertujuan agar kurikulum yang
didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik,
orang uta, masyarkat dan bangsa.*
2. Prinsip-prinsip Pengembangan Krikulum
Prinsip
pengembangan kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu prinsip umum dan khusus.*
a.)
Prinsip
Umum
Ada
lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum.
1.)
Prinsip relevansi.
Ada
dua macam relevansi yang harus
dimiliki kurikulum, yaitu relevansi ke
luar dan relavansi di dalam. Relavansi ke luar maksudnya tujuan, isi,
dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan
tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa
untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Sedangkan relavansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan
penilaian. Relavansi internal ini
menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
2.)
Prinsip
fleksibilitas.
Kurikulum
yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan
tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau
kaku.* Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Kurikulum yang baik berisi hal-hal yang solid, tetapi
dalam pelaksanaannnya memungkiknkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasar
kondisi daerah, waktu, kemampuan dan latar belakang anak.
3.)
Prinsip
Kontinuitas ( kesinambungan).
Kurikulum
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya,
antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang
pendidikan dengan pekerjaan.
Dengan
prinsip ini tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut
sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4.)
Prinsip
praktis
Kurikulum
mudah dilaksanakan menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah.
Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.
Betapapun
bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut suatu keahlian-keahlian dan
peralatan khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis
dan sukar dilaksanakan.
5.)
Prinsip
efektifitas
Pengembangan
kurikulum harus memperhatikan segi efisien dalam pendayagunaan dana, waktu,
tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal
baik secara kuantitas maupun kualitas.
b.)
Prinsip
Khusus
Prinsip-prinsip
khusus berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan
penilaian.
1)
Prinsip
yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan
menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan
komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan
jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
a.
Ketentuan
dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen
lembaga Negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan, termasuk didalamnya
pendidikan;
b.
Survei
mengenai persepsi orangtua atau masyarakat tentang kebutuhan mereka yang
dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka;
c.
Survey
tentang pandangan pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu yang
dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan berbagai media masa;
d.
Survei
tentang Manpower;
e.
Pengalaman
Negara-negara lain dalam masalah yang sama;
f.
Penelitian
2)
Prinsip
yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam
memilih isi penddikan, perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut;
a.
Perlu
penjabaran tujuan pendidikan, atau pengajaran kedalam bentuk perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana. Semakin umum suatu perbuatan hasil belajar
dirumuskan, semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
b.
Isi
bahan pelajaran haru meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c.
Unit-unit
kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis
d.
dan
sistematis.
3)
Prinsip
yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan
proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut
ini:
a.
Apakah
metode, atau tekhnik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan
bahan pelajaran?
b.
Apakah
metode atau teknik tersebut memberikan kegiatan bervariasi sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa?
c.
Apakah
metode atau teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
d.
Apakah
metode atau teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotor?
e.
Apakah
metode atau teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa atau mengaktifkan guru
atau kedua-duanya?
f.
Apakah
metode atau teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g.
Apakah
metode atau teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar disekolah dan
dirumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan di masyarakat?
h.
Untuk
belajar keterampilan, sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan learning by doing di samping learning by seeing and knowing.
4)
Prinsip
berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran. Beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan untuk memilih media dan alat pengajaran adalah sebagai berikut:
a.
Alat
atau media pengajaran apa yang diperlukan?
b.
Kalau
ada alat yang harus dibuat hendaknya memperhatikan bagaimana pembuatannya,
siapa yang membuat, pembiayaannya, dan waktu pembuatan?
c.
Bagaimana
pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket
belajar atau yang lainnya.
d.
Bagaimana
pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e.
Hasil
yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.
5)
Prinsip
yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
a.
Dalam
penyusunan alat penilaian (tes), hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
a)
Rumuskan
tujuan-tujuan pendidikan yang umum dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
b)
Uraikan
kedalam bentuk tingkah laku peserta didik yang dapat di amati. Hubungkan dengan
bahan pelajaran. Tuliskan butir-butir tes.
b.
Dalam
merencanakan suatu penilaian, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
a)
Bagaimana
kelas, usia, dan tingkat kemampuan klompok yang akan dites?
b)
Berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tes?
c)
Apakah
tes tersebut berbentuk uraian atau objektif?
d)
Berapa
banyak butir tersebut perlu disusun?
e)
Apakah
tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau peserta didik?
c.
Dalam
pengolahan suatu hasil penilaian, hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a)
Norma
apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil tes?
b)
Apakah
digunakan formula quessing?
c)
Bagaimana
pengubahan skor kedalam skor masak?
d)
Skor
standard apa yang digunakan?
e)
Untuk
apakah hasil-hasil tes digunakan?
3. Implementasi Prinsip Pengembangan Kurikulum
Sebagai
contoh prinsip pengembangan kurikulum yang pernah diterapkan adalah prinsip
pengembangan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Permendiknas, No. 22 Tahun
2006).
1.
Berpusat
pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2.
Beragam
dan terpadu
Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,
suku, budaya dan adat istiadat, serta status social ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan local, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam ketekaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3.
Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum
mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.
Relevan
dengan kebutuhan
Pengembangan
kurikulum dilakukn dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus
mempertimbangkan da memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan
spiritual, keterampilan berpikir, kreatifitas social, kmampua akademik, dan
keterampilan vokasional.
5.
Menyeluruh
dan berkesinambungan
Substansi
kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6.
Belajar
sepanjang hayat
Kurikulum
diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, informal dan nonformal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7.
Seimbang
antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global,
nasional, dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal
Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.*
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus. Pengertian prinsip pengembangan kurikulum.
Tersedia di http://dewkunt.wordpress.com/prinsip-pengembangan-kurikulum/.
Diakses pada tanggal 1 maret 2016.
Hamalik, Oemar.
2008. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamlik, Oemar .
2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2015. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
0 Response to "Prinsip Pengembangan Kurikulum"
Post a Comment