Laporan Hasil Observasi SDLB (Tuna Netra)

 Siluetsenja.com, 04/02/2022   01:52 pm

Disability Pict By. Eurodoc

A.  Pendahuluan

1.    Latar Belakang

Anak-anak yang berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Keadaan inilah yang menuntut adanya penyesuaian dalam pemberian layanan pendidikan yang dibutuhkan. Anak berkebutuhan khusus menurut Genifoam (2010:11) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak padda umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik.

Keragaman yang terjadi memang terkadang menyulitkan guru dalam upaya pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai cara memberikan layanan yang  baik, maka akan dapat dilakukan secara optimal.

Untuk dapat mengetahui dan memahami strategi yang baik dalam mendidik anak berkebutuhan khusus, karenanya penyusun mencoba terjun ke lapangan melakukan observasi di suatu SLB, namun hanya pada konsentrasi ABK Tunanetra, semoga dapat menambah wawasan bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

2.    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas antara lain:

a)    Bagimana karakteristik anak tunanetra?

b)   Bagaimana kelembagaan SDLB?

c)    Seperti apa jenis-jenis kegiatan yang dilakukan anak tunanetra?

d)   Bagaimana kiat menghadapi anak berkebutuhan Khusus?

3.    Tujuan Observasi

Adapun tujuan observasi ke SLB adalah untuk:

a)    Untuk memenuhi tugas individu dari mata kuliah Strategi Pembelajaran di SLB yang diasuh oleh Drs. Rurira.M.Pd

b)   Untuk mengetahui jenis-jenis ketunaan yang terdapat di SLB

c)    Untuk mengetaahui pelaksanaan pembelajaran di kelas 6C Tunanetra

d) Untuk memberikan acuan kepada kita sebagai calon guru untuk mengetahui cara memberikan layanan dalam proses  pembelajaran khususnya bagi anak penyandang Tunanetra

 

B.  Pembahasan

1.    Pelaksanaan Observasi

a)    Hari/Tanggal    : Selasa, Maret 2016

b)    Tempat            : SLB Sabar

2.    Hasil Observasi

a)    Karakteristik Tunanetra:

Anak dengan gangguan Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya pengelihatan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan husus dalam pendidikan maupun kehidupannya.

1)   Ciri-ciri Fisik

-          Kurang melihat (kabur), tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter

-          Kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya

-          Tidak daapat menulis mengikuti garis lurus

-          Sering meraba-raba dan tersandung waktu berjalan

-          Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik kering

-          Tidak mampu melihat

-          Mata bergoyang terus

2)   Intelektual

Intelektual atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak normal. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia, dan sebagainya.

3)   Sosial

-          Menutup diri

-          Perasaan mudah tersinggung

-          Curiga terhadap orang lain

-          Mengenal orang lewat suara/rabaan

-          Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya

Anak Tunanetra sebagaimana anak lainnya, membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Oleh karena adanya gangguan pengelihatan, anak tunanetra membutuhkan layanan khusus untuk merehabilitasi kelainannya yang meliputi:latihan membaca dan menulis huruf Braille, penggunaan tongkat, orientasi dan mobilitas, serta latihan visual/fungsional pengelihatan.

b)   Lembaga Pendidikan

1)   Sejarah berdirinya SLB Sabar

Berdirinya SLN Sabar diawali dari keberadaan SDLB Negeri Inres tahun 1983. Sejaalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan penyetaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, maka SDLN Sabar bekerja sama dengan Yayasan Sabar  Subur pada taahun 2001 untuk mendirikan SMPLB Sabar Subur. Kemudiaan tahun 2005 SDLB dan SMPLB alih status menjadi SDLB Sabar berdasarkan SK Gubernur Provinsi Jawa Tengah No. 421.8/39/2005.

Visi, Misi & Motto SLB Sabar

a.    Visi

-       Terwujudnya SLB staandar Nassional, berprestasi, trampil, mandiri dan berakhlak mulia.

b.    Misi

-       Melaksanakan kurikulum tuntutan masyarakat dan kemajuan zaman yang berwawasan lokal, global, berbudaya dan berkarater

-       Penggunaan TIK dan model-model pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan serta bimbingan secara optimal sesuai otensi peserta didik.

-       Memberdayakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui bimbingan teknis, in house training, workshop ataupun kursus-kursus

-       Mencukupi sarana prasarana pendidikan, lingkungan yang bersih, indah, sejuk, dan sehat

-       Menyelenggarakan pembelajaran berbasis life skill

-       Membangun budaya sekolah yang kuat dan handal

-       Mewujudkan tata kelola pembiayaan, pemeliharaan, penyimpanan yang baik, efektif dan efisien.

-       Mewujudkan hadsil proses pembelajaran yang bermutu dan berstandar.

c.    Motto

Berbudi, Berkreasi, Berprestasi, Bemakna

2)   Kegiatan Siswa

a.    Kegiatan Jam Belajar 5 hari Sekolah

NO

WAKTU

KEGIATAN

1

06.30 – 07.15

Pembiasaan Jabat Tangan

2

07.15 – 07.50

Kegiatan Belajar Mengajar

3

07.50 – 08.25

Kegiatan Belajar Mengajar

4

08.25 – 09.00

Istirahat

5

09.15 – 09.50

Kegiatan Belajar Mengajar

6

09.50 – 10.25

Kegiatan Belajar Mengajar

7

10.25 – 10.40

Istirahat

8

10.40 – 11.15

Kegiatan Belajar Mengajar

9

11.15 – 11.50

Kegiatan Belajar Mengajar

10

11.50 – 12.50

Pembiasaan Shalat Dhuhur Berjamaah

11

12.50 – 13.25

Kegiatan Belajar Mengajar

12

13.25 – 14.15

Kegiatan Belajar Mengajar

 

b.    Pembiasaan

-       Berjabat tangandan mengucapkan salam

-       Shalat Dhuha berjamaah

-       Shalat Dhuhur berjaamah

-       Empati

-       Peringatan Hari Besar Agama/nasional

-       Peduli :ingkungan

-       Memakai Baju Batik/Lurik

c.    Kegiatan Ekstrakulikuler

-       Pramuka

-       Renang

-       Musik (Band)

-       Seni Tari

-       Seni Vokal

d.   Keterampilan Unggulan

-       Keterampilan Menjahit

-       Keterampilan Tata Rias

-       Keterampilan Tata Boga

-       Keterampilan Komputer

e.    Layanan Khusus

-       Anak berkebutuhan Khusu (autis)

-       Konsultasi anak berkesulitan belajar

3)   Kondisi dan Situasi Umum Lokasi Lapangan/Lembaga

Kondisi dan situasi umum di SDLB Sabar sangat baik. Beberapa fasilitas ntuk mendukung proses belajar mengajar pun juga lengkap. Dalam upaya memberikan pelayanan rehabilitasisosial yang prima, SDLB Sabar didukung dengan berbagai sarana dan prasarana seperti:Kantor dan peralatannya, Asrama, Kantin, Perpustakaan, Lapangan basket, Mushola, dll

4)   Jenis-Jenis keluarbiasan yang ditangani

a.    Jenis keluarbiasaan yang ditangani di SLB Sabar dikelompokan menjadi tiga yaitu:

1)   Kelas A : Tuna Netra

2)   Kelas B : Tuna Rungu

3)   Kelas C : Tuna Grahita

Namun disini penyusun hanya memfokuskan pada kelas 6A Tuna Netra, dalam SDLB Sabar kelas Tuna Netra hanya terisi di kelas 6, sejumlah 4 anak, karena memang klasifikasi tuna netra tidak banyak

5)   Karakteristik Peserta didik Tunanetra SDLB Sabar

Siswa SDLB Sabar dengan keterbatasan Tunanetra hanya terisi di kelas 6C tunanetra sejumlah 4 anak, 3 Puta dan 1 Putri yaitu:

-          Anugerah gemilang

-          Bayu Wardhana

-          Luki Setiaji

-          Erlita

Siswa tersebut meiliki keterbatasan tunanetra yaitu tunanetra total (Anugerah dan Luki) dan Tunanetra sebagian (Bayu dan Erlita). Dalam observasi yang penyusun lakukan sebenarnya siswa-siswa tersebut memiliki IQ yang sama dengan orang normal, mereka juga memiliki bakat yang dikembangkan di sekolah seperti catur dan sebagainya, bahkan sebagian mereka juga seringkali aktif dalam mewakili sekolah mengikuti olimpiade dan seringkali eksis dalam kejuaraan.

Karakteristik siswa 6C SDLB Sabar ini sama dengan orang normal, mereka ceria dan menikmati hidupnya. Bahan mereka tidak terlihat sebagai anak yang memiliki kebutuhan khusus. Hanya saja mereka lebih sensitif terhadap suara, mereka bersikap ramah, terbuka, supel, dan periang.

6)   Materi

Materi yang diberikan pada anak tunanetra yaitu:

-          OM (Orientasi Mobilitas)

-          Penjaskes

-          Bahasa Indonesia

-          Bahasa Inggris

-          Matemaatika

-          IPA

-          PKN

-          IPS

-          Seni Budaya

-          Dan Agama

Pada dasarnya semua pelajaran yang diberikan kepada anak tunanetra sama dengan anak normal, perbedaannya hanya padda OM (orientasi Mobilitas) yang merupakan pelajaran terpenting bagi anak Tunanetra. Pemberian materi OM pada anak tunanetra bertujuan untuk memberikan keterampilan  agar anak Tunanetra dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baik yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal dengan aman, efektif, efisien, tanpa banyak meminta bantuan kepada orang lain.

Dengan kemampuan Orientasi dan Mobilitas maka akan dapat memberikan pengaruh positif bagi kesehatan fisik dan mental anak Tunanetra. Dengan demikian siswa akan memilikikesempatan dan kemudahan untuk bepergian keluar rumah dan hal tersebut akan memperkaya konsep dan keanekaragaman pengalamannya

7)   Kegiatan Bimbingan

Kegiatan ini dilaksanakan di dalam kelas seperti : Baca tulis Braille, Keterampilan, Game asah otak (seperti catur), Bahasa Inggris, dsb.

8)   Peran Guru di SLB Sabar

Peran guru kelas di SLB Sabar adalah mendidik dan membimbing siswa sehingga siswa menjadi mandiri dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan disekitarnya. Di SLB dalam tia kelas hanya ada satu guru  yaitu guru kelas. Bentuk layanan yang diberikan oleh guru pada siswa adalah secara individual dan klasikal tergantung pada materi yang diberikan

c)    Cara Menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus

1)        Cara meredam emosi ABK

Kita harus mengetahui dahulu apa pemicu yang menjadi anak emosi, mengetaahui karakteristik siswa yang dihadapi, serta harus memperlakukan dengan penuh kasih sayang

2)        Kiat menghadapi ABK

Dengan memahami tentang psikologi anak dan karakteristik dari tiap siswa In sya Allah kita akan memiliki emosi yang tinggi terhadap anak. Kita menyadari bahwa memang anak kita adalah anak yang unik. Kita ciptakan emosi/ikatan batin yang baik dengan siswa

Diselingi dengan permainan menyenangkan, serta mengajak siswa bersosialisasi dengan lingkungan luar

d)   Perbedaan SLB dan guru sekolah biasa

SLB

Sekolah Biasa

Pendekatan One by one sesuai karakteristik siswa dalam pemberian materi maupun individual

Pendekatan umumnya klasikal, materi yang diberikan pun klassikal

Semua jenjang tematik

Hanya kelas 1- 3

Alokasi waktu 30 menit/JP (SD)

Alokasi waktu 35 menit/JP

Ada program khusus (OM, Bina diri, Bina Gerak, Bina Sosial, dsb.)

Program khusus hanya MULOK

Jenjang SMP dan SMA kurikulum keterampilan lebih banyak

Terfokus pada mata pelajaran

C.  Penutup

1.    Kesimpulan

Setiap ABK memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam pengajarannya anak Tunanetra mengalami keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru serta interaksi dengan lingkungan dan mobilitas, oleh karena itu pengajarannya pun mengacu kepada kebutuhan akan pengalaman konkrit, pengalaman memadukan serta kebutuhan akan berbuata dan bekerja.

2.    Saran

Permasalahan yang terjadii pada anak tunanetra diperlukan adanya antisipasi ataupun memulihkan percaya diri mereka dan kesadaran serta tanggung jawab tentang masa depan, diberikan layanan pendidikan, arahan/bimbingan, pembinaan latihan yang cukup untuk kebutuhan mereka sehingga permasalahan yang timbul dapat dicegah sedini mungkin untuk menuju kemandirian dan kesetaraan.

 

1.    Lampiran Foto

 

 

 

 

0 Response to "Laporan Hasil Observasi SDLB (Tuna Netra)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel