Pendidikan Anak Usia Dini PAUD (Pengertian, Tujuan, Jenis dan Ruang Lingkup)
Siluetsenja.com, 13/02/2022 05:51 pm
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD (Pengertian, Tujuan, Jenis dan Ruang Lingkup) Pict By Unsplash |
A. Pengertian Pendidikan Anak
Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan, sebagai bentuk bantuan
bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Yang diselenggarakan pada
jalur formal, nonformal dan informal.*
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan 6 (enam) perkembangan: agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini
seperti yang tercantum dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar
Nasional PAUD (menggantikan Permendiknas 58 tahun 2009).
B. Tujuan PAUD
Ada dua tujuan diselenggarakannya PAUD yaitu:*
1. Membentuk anak-anak yang
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar, serta mengarungi kehidupan setelah dewasa kelak.
2. Membantu menyiapkan anak
mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia
putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan
berikutnya.*
Menurut Prof. Dr. Lydia Freyani, selaku Dewan Guru Besar
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, kegiatan di PAUD dapat memberi
rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak usia pra-sekolah. Seluruh aktivitasnya dilakukan melalui pendekatan
bermain sambil belajar.
C. Pentingnya PAUD
Dilansir laman resmi
kemdikbud.go.id, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyebut bahwa peran
Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang
anak, baik secara fisik dan mental.*
Selain memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal
sekolah, kegiatan-kegiatan di PAUD juga menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan
berbagai hal positif lain. Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD
seringkali memiliki kemampuan untuk komunikasi lebih baik saat sekolah. Hal ini
dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan bersama
dengan teman yang memiliki usia sebaya.
Berikut adalah beberapa
alasan PAUD itu penting:*
1. Mengembangkan Kemampuan sosial
Saat anak mengikuti PAUD, tandanya ia pun
harus mulai beradaptasi dengan teman sebaya dan gurunya. Maka anak pun didorong
untuk belajar caranya berinteraksi, sosialisasi, ,bekerja sama, dan mengikuti
aturan yang ada.
2. Mengembangkan kemampuan emosional
Saat bekerja sama dengan teman sebaya, maka
ia didorong untuk memiliki rasa simpati dan empati terhadap sesama. Kebiasaan
ini perlu diterapkan sedini mungkin karena berpengaruh hingga ia dewasa.
3. Meningkatkan rasa percaya diri
Saat anak terbiasa melakukan kegiatannya di
PAUD, maka rasa percaya dirinya pun akan meningkat sebelum ia memasuki jenjang
Sekolah Dasar (SD).Hal-hal yang berkaitan dengan sosialisasi dan pembelajaran
dasar mungkin sudah tak asing baginya. Sebab, guru di PAUD biasanya mampu
mengedukasi anak-anak untuk lebih berani.
4. Mengoptimalkan Fungsi Otak
Di usia 5 tahun, perkembangan otak anak mencapai 90
persen lho. Itu artinya, kehadiran PAUD dapat mendukung fungsi otak anak lebih
optimal. Hal ini karena ia akan mendapat pengalaman dan pengetahuan baru yang
bermanfaat hingga jangka panjang.
D. Jenis dan Ruang Lingkup PAUD
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas
No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan
PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia
0-8 tahun (masa emas).
Ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini, di antaranya:
bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), kelompok bermain (3-6 tahun), dan sekolah
dasar kelas awal (6-8 tahun).
Pendidikan Anak
Usia Dini terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:*
1.
Kelompok Bermain (KB)
2.
Taman Penitipan Anak (TPA)
3.
Taman Kanak-kanak (TK)
4.
Taman Kanak-kanak luar biasa.
Pemilihan jenis
PAUD ini bisa disesuaikan berdasarkan dengan usia setiap anak. Misalnya, kelompok
Bermain (KB) termasuk jalur pendidikan nonformal untuk anak yang berusia
2-6 tahun. Taman Penitipan Anak (TPA) termasuk pendidikan nonformal
bagi anak usia 1 bulan hingga 4 tahun. Sementara, Taman Kanak-kanak (TK) termasuk
pendidikan formal bagi anak berusia 4-6 tahun.
E. Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan setiap anak berbeda
tergantung lingkungan tempat anak tinggal dan pengasuhan orang tua. Perkembangan
anak usia dini meliputi:*
1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan motorik
3. Perkembangan kognitif
4. Perkembangan bahasa
5. Perkembangan emosi
6. Perkembangan sosial
Model Pengembangan Aspek
Perkembangan Anak Usia Dini secara umum terdiri dari 2 aspek yaitu:
1.
Perkembangan
karakter
2.
Perkembangan
kemampuan dasar.
Perkembangan Perilaku terdiri dari:
1. Perkemabangan Nilai Agama
dan Moral (NAM)
2. Perkembangan
sosio-emosional Anak (Sosem)
Sedangkan pada perkembangan kemampuan
dasar anak terdiri dari:
1. Perkembangan motoric
2. Perkembangan kognitif
3. Perkembangan bahasa
4. Perkembangan seni.
5. Perkembangan aspek tersebut
menjadi acuan utama guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang dapat
meningkatkan seluruh kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.
F. Model Pengembangan Pada Aspek Perkembangan AUD
1. Model Pengembangan Nilai
Agama dan Moral Anak Usia Dini
Metode dalam penanaman nilai moral kepada
anak usia dini sangatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi, bermain,
bersajak dan karya wisata.
2. Model Pengembangan Sosio
Emosional Anak Usia Dini
Pembelajaran Sosial emosional pada anak
penting dikembangkan, karena terdapat beberapa hal mendasar yang mendorong
untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan yang akan datang. Beberapa alasan
tersebut diantaranya:*
a. Semakin kompleknya
permasalahan kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK
yang banyak memberikan tekanan pada anak, dan mempengaruhi perkembangan emosi
maupun sosial mereka.
b. Penanaman kesadaran bahwa
anak adalah investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara maksimal, baik
aspek perkembangan emosi maupun keterampilan sosialnya
c. Rentang usia emas tidaklah
lama, maka diperlukan stimulasi dan fisilitas se optimal mungkin agar tidak ada
satu fasepun yang terlewatkan
d. Anak tidak mampu hidup dan
berkembang dengan IQ semata tetapi EQ jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal
kehidupan mereka
e. Telah tumbuh kesadaran pada
setiap anak dan orang tua, tetantang tuntutan untuk dibekali dan memiliki
kecerdasan sosial emosional sejak dini Indikator mutu emosional tersebut
meliputi; kualitas empati, kualitas dalam mengungkapkan dan memahami perasaan,
mengalokasikan rasa marah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai
atau tidak, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan dan kualitas
kesetiakawanan.
3. Model Pengembangan Kognitif
Anak Usia Dini
Vigotsky mengemukakan bahwa
manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar yakni kemampuan
memperhatikan, mengamati dan mengingat. Untuk membantu pengembangan kognitif,
anak perlu dibekai dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan
mengobservasi dan mendengarkan dengan tepat. Macam-macam metode yang dapat
digunakan untuk pengembangan kognitif anak usia dini diantaranya: Metode
Bermain, Metode Pemberian Tugas, Metode Demontrasi, Metode tanya
jawab/bercakap-cakap, Metode Mengucapkan syair, Metode Percobaan/Eksperimen,
Metode Bercerita, Metode Karyawisata, Metode Dramatisasi, dan sebagainya.
4. Model Pengembangan Motorik
Anak Usia Dini
Aspek perkembangan motorik
anak usia dini terdiri dari motorik halus dan kasar yang memiliki cara
pengembangannya masing-masing.
a.
Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus merupakan
perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan
gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik; seperti menulis, melipat,
merangkai, mengancingkan baju, menggunting dan sebagainya.
b.
Perkembangan Motorik Kasar
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
membantu memaksimalkan perkembangan motorik kasar anak, sejumlah kegiatan atau
permainan beserta alat permainan edukatif dapat digunakan untuk mengembangkan
motorik kasar anak. Keterampilan menggunakan gerakan gerakan bagian tubuh untuk
melatih ketangkasan merupakan bagian dari pengembangan motorik kasar. Banyak
alat-alat main yang sederhana dan mudah ditemukan serta dapat digunakan untuk
memaksimalkan pengembangan motorik kasar ini, seperti titian untuk meniti
sambil mata melihat lurus ke depan, bola sebagai media permainan lempar tangkap
bola, anak-anak dapat menggunakan bola tersebut untuk dilempar dan ditangkap,
dan lain sebagainya.
5. Model Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
Untuk mengembangkan
kemampuan bahasa pada anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagam metode
seperti: Metode Berkisah/Mendongeng/Bercerita, Metode Bercakap-cakap dan Tanya
Jawab, Metode Karyawisata, Metode Bermain Peran, Metode Sosiodrama, Metode
Bernyanyi, Permainan Bahasa, Penggunaan Media Pembelajaran.
6. Model Pengembangan Seni
Anak Usia Dini Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam mengembangkan seni
AUD diantaranya adalah:
a. Metode Pembinaan Ekspresi,
pembinaan proses pengungkapan tentang isi jiwa. Pembinaan ekspresi berupa
pikiran, perasaan, ataupun kehendak dengan cara-cara anak itu sendiri (Self
Expression, menurut Lowenfeld). Pembinaan ekspresi dapat dilakukan melalui
pemberian stimulus agar anak aktik mengungkapkan isi jiwa dengan baik dan
pendekatan langsung pada alam dan peristiwa diuar kelas seperti mengamati macar
tekstur, aroma dan sebagainya.
b. Metode Pembinaan
Kreativitas, pembinaan kreativitas adalah pembinaan dalam hal kemampuan
mencipta, menanggapi persoalan, mudah menyesaikan diri disetiap situasi,
memiliki keaslian (orisinilitas maupun kepribadian) serta memiliki kemampuan
berpikir secara menyeluruh.
c. Metode Pembinaan
Sensitivitas, yaitu pembinaan dalam hal kepekaan menerima stimulus/rangsangan
dari luar yang diserap melalui panca indera. Cara membina Sensitivitas dapat
ditempuh melalui:latihan melihat/mengamati sesuatu; latihan merespon pengalaman
sensori.
d. Metode Pembinaan
Keterampilan, yaitu pembinaan pada segala macam teknik penggunaan serta
pengenalan alat-alat atau media ungkap seni rupa. Misalnya: Anak berlatih
teknik melukis dengan kuas yang menggunakan media cat air.
G. Ciri-Ciri PAUD Ideal
Dikutip dari National Association for the
Education of Young Children (NAEYC), menyarankan untuk memperhatikan
ciri PAUD yang baik, sebagai berikut :*
1.
Anak-anak
menghabiskan hampir seluruh waktu mereka untuk bermain, baik membuat sesuatu
ataupun bermain dengan temannya
2.
Anak
diberikan berbagai aktivitas sepanjang hari, untuk itu meminta jadwal kegiatan
kelas sehari-hari juga penting sehingga orang tua dapat menilai apakah kegiatan
di kelas membosankan atau tidak untuk anak.
3.
Lihat
hiasan di dalam kelas, sebab idealnya karya anak-anaklah yang dipajang untuk
menghias kelas, sehingga anak pun merasa bangga dan bersemangat.
4.
Kurikulum
dapat diadaptasi untuk anak yang lebih cepat belajar, dan juga untuk anak yang
membutuhkan bantuan lebih untuk belajar. Sehingga para guru harus tahu bahwa
latar belakang, pengalaman, dan kemampuan setiap anak berbeda, sebab setiap
anak punya cara belajar yang berbeda satu dengan lainnya.
5.
Sarana
dan prasarana juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya, sebab itu nantinya
akan menjadi penunjang pendidikan anak di PAUD tersebut.
Meskipun nantinya anak sudah mendapatkan pendidikan di
PAUD, bukan berarti orangtua tidak perlu memberikan pendidikan lanjut di rumah.
Disarankan orang tua, khususnya ibu untuk tetap mengawal pendidikan anak. Ini
dikarenakan ibu memiliki peran sebagai pendidik utama bagi anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud137-2014StandarNasionalPAUD.pdf
2. Al Etivali, Adzroil Ula
(2019). "Pendidikan Pada Anak Usia Dini". Jurnal:
Penelitian Medan Agama. 10 (2): 232–234.
3. "Mengenal 5 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini". www.parentingclub.co.id (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-14.
4. "Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional
PAUD". Info Operator Sekolah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-12. Diakses tanggal 14
Februari 2022.
0 Response to "Pendidikan Anak Usia Dini PAUD (Pengertian, Tujuan, Jenis dan Ruang Lingkup)"
Post a Comment