Pokok Pemikiran Aliran Asy’ariyah
Siluetsenja.com, 29/03/2022 08:26 pm
Ilmu Kalam
biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain: ilmu ushuludin, ilmu tauhid,
Fiqih al Akbar dan teologi Islam.Sedangkan makna dari Ilmu Kalam sendiri adalah
ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi
logika atau filsafat.
Sumber-sumber ilmu Kalam berdasarkan atau berlandaskan Nash-Nash Alqur’an, Hadits Nabi, pemikiran manusia dan insting. Dalam ilmu kalam di bahas bermacam aliran, salah satu diantarannya adalah aliran Asy’ariyah.
A. Pengertian
dan latar belakang munculnya aliran Asy’ariyah
B. Pemikiran Al-Asy'ari dalam Masalah Akidah
a. Periode Pertama
Beliau hidup
di bawah pengaruh Al-Jubbai, syaikh aliran Muktazilah. Bahkan sampai menjadi
orang kepercayaannya. Periode ini berlangsung kira-kira selama 40-an tahun.
Periode ini membuatnya sangat mengerti seluk-beluk akidah Muktazilah, hingga
sampai pada titik kelemahannya dan kelebihannya.
b. Periode Kedua
Beliau
berbalik pikiran yang berseberangan paham dengan paham-paham Muktazilah yang
selama ini telah mewarnai pemikirannya. Hal ini terjadi setelah beliau merenung
dan mengkaji ulang semua pemikiran Muktazilah selama 15 hari. Selama hari-hari
itu, beliau juga beristikharah kepada Allah untuk mengevaluasi dan mengkritik
balik pemikiran akidah muktazilah.
Di antara
pemikirannya pada periode ini adalah beliau menetapkan 7 sifat untuk Allah
lewat logika akal, yaitu: Al-Hayah (hidup) ; Al-Ilmu (ilmu) ; Al-Iradah (berkehendak) ; Al-Qudrah (berketetapan) ; As-Sama' (mendengar) ; Al-Bashar (melihat) ;Al-Kalam (berbicara).
Sedangkan sifat-sifat Allah yang bersifat khabariyah, seperti Allah punya
wajah, tangan, kaki, betis dan seterusnya, maka beliau masih menta'wilkannya.
Maksudnya beliau saat itu masih belum mengatakan bahwa Allah punya kesemuanya
itu, namun beliau menafsirkannya dengan berbagai penafsiran. Logikanya, mustahil
Allah yang Maha Sempurna itu punya tangan, kaki, wajah dan lainnya.
c. Periode Ketiga
Pada periode
ini beliau tidak hanya menetapkan 7 sifat Allah, tetapi semua sifat Allah yang
bersumber dari nash-nash yang shahih. Kesemuanya diterima dan ditetapkan, tanpa
takyif, ta'thil, tabdil, tamtsil dan tahrif.
Beliau pada
periode ini menerima bahwa Allah itu benar-benar punya wajah, tangan, kaki,
betis dan seterusnya. Beliau tidak melakukan:
1.
takyif: menanyakan bagaimana rupa wajah, tangan dan
kaki Allah
2.
ta'thil: menolak bahwa Allah punya wajah, tangan dan
kaki
3.
tamtsil: menyerupakan wajah, tangan dan kaki Allah
dengan sesuatu
4.
tahrif: menyimpangkan makna wajah, tangan dan kaki
Allah dengan makna lainnya.
C. Penyebaran
Akidah dan tokoh –tokoh Asy-'ariyah
a.
Abu Bakar bin Tayyib al- Baqillany (m. 403 H/1013 M),
lahir di kota Bashrah. Kitab karangannya yang terkenal ialah at-Tamhid,
berisi antara lain tentang atom, sifat dan cara pembuktian.
b.
Abu al- Ma’aly bin Abdillah al- Juwainy (419-478
H/1028-1085M), lahir di kota Naisabur, kemudian pindah ke kota Mu’askar dan
akhirnya sampai di Baghdad. Dia mengikuti ajaran-ajaran al- Baqillany dan al-
Asy’ari.
c.
Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad al-Qazali (450-505
H/1059-1111M) lahir di kota Thus, negeri Khurasan. Gurunya adalah Imam Juwainy.
Kitabnya yang terkenal adalah Bidayatul Hidayah suatu kitab pengantar
ilmu tasauf dan Ihya’ ‘Ulumudddin yang berisi tentang cara-cara
menghidupkan kembali jiwa beragama yang waktu itu mulai luntur.
d.
Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf as Sanusi,
lahir di kota Tilimsan Aljazair (833-895H/1427-1490M). Diantara kitab
karangannya adalah: Aqidah Ahli Tauhid, berisi pandangan-pandangan
tauhid dan Ummul Barahin berisi pembagian sifat-sifat wajib, mustahil,
dan jaiz bagi Allah dan Rasul-Nya.
e.
Imam Abu Abdillah Muhammad at-Taimi al Kubro ibnu
Khatib Fahruddin ar Razi. Lahir di Persia 543H. Dia menulis kitab ilmu
kalam, fiqih, tafsir dan lain-lain.
f.
Abdul Fattah Muhammad Abdul Karim ibnu Abi Bakar Ahmad
asy Syahrastani. Lahir di Khurasan (479-574H/1086-1153M). kitab
karangannya yang terkenal al Milal Wan Nihal. Menerangkan
golongan-golongan dalam Islam dan berbagai paham keagamaan dan falsafat. Kitab ini
terdiri dari 3 juz dalam satu jilid.
D. Istilah
Asy’ariyah Dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah
E. Ajaran-ajaran
atau pokok-pokok pemikiran Asy’ariyah
a.
Sifat-sifat Tuhan. Menurut aliran ini, Tuhan mempunyai
sifat-sifat sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an. Allah mengetahui dengan ‘ilm
(ilmu), berkuasa dengan qudrah, hidup dengan hayah, berkehendak
dengan iradah, berkata dengan kalam, mendengar dengan sama’, melihat
dengan bashar, dan seterusnya. Sifat-sifat tersebut adalah azali, qadim,
dan berdiri di atas zat Tuhan. Sifat itu bukan zat Tuhan, bukan pula selain
dari zat-Nya.*
b.
Al-Qur’an menurut mereka adalah qadim, bukan makhluk.
Dasarnya adalah Q.S an-Nahl ayat 40 yang artinya:
“Sesungguhnya perkataan kami terhadap sesuatu
apabila kami menghendakinya, kami Hanya mengatakan kepadanya: "kun
(jadilah)", Maka jadilah ia.”
c.
Melihat Tuhan bisa dengan mata kepala sendiri di
akhirat. Dasarnya adalah firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat 22-23;
“Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka
Melihat”
d.
Perbuatan-perbuatan manusia bukan
aktualisasi diri manusia, melainkan diciptakan oleh Tuhan. Dasarnya adalah surat as-Saffat ayat 96;
“Padahal
Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.”
e.
Tuhan bertahta
di ‘Arsy, mempunyai muka, tangan, mata, dan sebagainya. Tetapi tidak sama
dengan yang ada pada makhluk.
f.
Keadilan Tuhan,
Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun. Tuhan tidak wajib memasukkan
orang jahat ke neraka dan juga sebaliknya, namun semua itu hanya kehendak
mutlak dari Tuhan karena Dia Maha Kuasa atas segala-galanya.
g.
Menolak konsep tentang posisi
tengah (manzilah bainal manzilataini), sebab tidak mungkin pada
diri seseorang tidak ada iman dan sekaligus tidak ada kafir. Harus dibedakan antara iman dan kafir.
F. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
·
Yusran, Ilmu Tauhid, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996
0 Response to "Pokok Pemikiran Aliran Asy’ariyah"
Post a Comment